Ahad 05 Apr 2020 22:41 WIB

Lazismu: Menyegerakan Bayar Zakat Sangat Wajar

Menyegerakan bayar zakat sangat dimungkinkan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Lazismu: Menyegerakan Bayar Zakat Sangat Wajar. Foto: Ilustrasi Zakat
Foto: Republika/Mardiah
Lazismu: Menyegerakan Bayar Zakat Sangat Wajar. Foto: Ilustrasi Zakat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) sudah mendiskusikan wacana mempercepat pembayaran zakat yang belum lama ini disampaikan menteri agama. Direktur Utama Lazismu, Hilman Latief mengatakan bahwa menyegerakan bayar zakat sangat wajar dan sangat mungkin dilakukan.

"Ide (percepatan membayar) zakat pak menteri saya setuju, tapi yang lebih panting dari itu manajemen keuangan dan waktu karena energi memberi ada batasnya, apalagi dalam situasi sumber keuangan semakin terbatas," kata Hilman kepada Republika, Ahad (5/4).

Baca Juga

Ia menjelaskan, biasanya waktu membayar zakat fitrah saat Ramadhan menjelang Idul Fitri. Tujuannya untuk memberikan kebahagiaan kepada fakir miskin menjelang Idul Fitri. Tapi pembayaran zakat sebetulnya sudah tidak lagi ditentukan oleh Ramadhan, karena sekarang sudah lebih fleksibel. Karena itu tiap bulan lembaga amil zakat juga menerima pembayaran zakat dari masyarakat.

Zakat mal juga tergantung kapan mulai dihitungnya dan kapan bayarnya, sehingga tidak perlu menunggu sampai Ramadhan baru membayar zakat mal. Tapi umumnya masyarakat menghitung haul zakat mal mulai dari Ramadhan.

Ia juga menyampaikan, saat ini banyak yang berharap lembaga filantropi Islam membantu penanganan pandemi corona. Hanya saja ada perbedaan penanganan bencana alam dan pandemi corona. Bencana alam terjadi di satu titik sehingga masyarakat dari wilayah lain bisa membantu ke masyarakat di titik bencana. Tapi pandemi corona menyebar dan dampaknya sampai ke daerah-daerah.

"Dulu dana dari Lazismu di daerah bisa dibawa ke pusat misalnya untuk menangani bencana di suatu daerah. Kalau sekarang dana Lazismu dari daerah digunakan di daerah," ujarnya.

Hilman juga menyampaikan, Muhammadiyah Covid-19 Command Center menyampaikan membutuhkan alat kesehatan untuk membantu pasien bernafas. Satu alat bantu nafas seharga Rp 300 juta.

Kalau ada 20 rumah sakit Muhammadiyah yang siap membantu pasien corona, maka setidaknya membutuhkan dua alat bantu nafas untuk pasien corona. Maka Lazismu harus mampu menyediakan dana puluhan miliaran rupiah untuk itu.

hilman juga mengatakan, lembaga amil zakat nasional seperti Lazismu harus mengatur dana zakat, infak dan sedekah untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan. Dalam situasi krisis dan bencana biasanya dana langsung disalurkan sampai habis, tapi dalam situasi seperti ini dana harus dipersiapkan untuk kebutuhan beberapa bulan ke depan. Sambil menyiapkan program untuk masyarakat agar mampu bertahan dari dampak pandemi corona.

Contoh para dai di desa-desa yang penghasilannya dari ceramah. Selama pandemi corona tidak ada ceramah lagi sehingga kehilangan mata pencaharian. Tapi mereka harus punya martabat keagamaan. Maka Lazismu membuat program ceramah daring selama lima sampai tujuh menit dengan tema kesabaran dan solidaritas. "Nanti kita hargai itu," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement