REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengalokasikan anggaran sebesar Rp 4,7 miliar untuk memproduksi alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dalam perjuangannya merawat pasien infeksi virus corona baru, Covid-19. Dana tersebut diperuntukkan bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) setempat yang membuat APD.
"Kami sedang merumuskan stimulus ekonomi bagi UMKM melalui Bank Perkreditan Rakyat Syariah Kota Bekasi," kata Kepala Bagian Ekonomi Setda Kota Bekasi Eka Hidayat Taufik, Senin.
Eka mengatakan, rencana penganggaran ini dilakukan sebagai upaya pemerintah daerah menstabilkan ekonomi para pelaku UMKM yang tersendat di tengah wabah virus corona. Dia juga menyebutm alokasi anggaran ini untuk mendorong pelaku UMKM memproduksi sejumlah alat kesehatan, mulai dari masker, hand sanitizer, hingga APD.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bekasi saat ini sedang dalam proses melakukan pencairan anggaran agar dapat segera dimanfaatkan pelaku usaha kecil di wilayahnya itu. Sebagian pendanaannya memanfaatkan dana bergulir yang ada di BPRS yang bertindak sebagai bank chanelling, verifikasi, sekaligus penetapan UMKM penerima manfaat.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bekasi Abdillah Hamta mengaku sedang membahas pendanaan bagi pelaku usaha bersama Bappeda dan penggiat UMKM, terutama yang bergerak pada komponen yang dibutuhkan yakni pembuatan alat kesehatan.
"Semoga dapat segera terealisasi agar usaha kecil dan menengah di Kota Bekasi juga tidak semakin terpuruk karena terdampak wabah virus massal ini," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Tjahjono meminta seluruh elemen terkait segera merealisasikan anggaran tersebut mengingat tingginya kebutuhan akan alat kesehatan di tengah wabah Covid-19. Ia mengatakan, pergerakan warga saat ini dibatasi otomatis aktivitas ekonomi terganggu sehingga harus ada solusi yang mampu menggairahkan ekonomi. Saat
"ini alat kesehatan sangat dibutuhkan jadi akan kita percepat prosesnya," kata Tri.