Jumat 10 Apr 2020 01:36 WIB

Komunitas Difabel Produksi Masker Tenun Ikat

Komunitas difabel di Kediri memproduksi masker berbahan tenun ikat

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Komunitas difabel di Kediri memproduksi masker berbahan tenun ikat. Ilustrasi.
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Komunitas difabel di Kediri memproduksi masker berbahan tenun ikat. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI - Para difabel di Kota Kediri, Jawa Timur membuat masker dari kain tenun ikat untuk membantu penanganan Covid-19. Mereka tergabung dalam Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin).

Ketua Gerkatin Kota Kediri, Maskurun, mengemukakan para anggotanya mulai memproduksi masker seiring dengan adanya permintaan dari wilayah-wilayah sekitar. "Alhamdulillah ini sudah ada pesanan dari Pegadaian Bojonegoro dan Madiun. Belum banyak baru 30 lusin," kata Maskurun pada Kamis (9/4).

Baca Juga

Ia mengatakan pesanan masker ini membuat masyarakat terutama anggota Gerkatin Kota Kediri sangat terbantu. Mereka dapat tetap berkarya dan menambah penghasilan.

Perempuan yang akrab disapa Yuyun ini menjelaskan awal pembuatan masker tersebut sempat menggunakan bahan sisa kain yang didapat dari usaha konveksinya selama ini. "Kami awalnya memang masih memakai kain sisa karena untuk beli kain tenunnya kami belum mampu. Tapi alhamdulillah sekarang sudah bisa beli karena pesanan juga banyak. Kain sisanya juga sudah habis," kata Yuyun.

Harga jual masker yang dibuat para anggota Gerkatin menurut Yuyun cukup terjangkau. Masker dijual antara Rp 7 ribu hingga Rp 10 ribu per buah tergantung model dan tambahan spons pada masker.

"Kami juga ingin berpartisipasi membantu pemerintah. Di samping itu dengan usaha ini saya tetap bisa membantu teman-teman difabel," katanya.

Saat ini, UMKM di Kota Kediri juga sudah mulai banyak yang membuat masker. Para pengrajin tenun ikat di wilayah ini juga kebanjiran membuat masker dari bahan baku tenun ikat.

Salah satunya adalah Siti Ruqoyah, pengusaha tenun ikat merek Medali Emas. Dia membuat inovasi masker agar perusahaan tetap produktif dalam masa-masa yang sulit seperti sekarang. Diversifikasi usaha ini dilakukan karena permintaan tenun ikat semakin sepi. Ribuan lembar masker juga sudah dipesan dengan harga relatif terjangkau.

Tenun ikat merupakan tenun khas dari Kota Kediri. Beberapa produk telah dibuat dengan mengambil bahan baku dari tenun ikat. Selain bisa digunakan sebagai baju, juga untuk tas, sepatu, scarf dan kerajinan lainnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan pemkot sangat mendukung berbagai macam sektor terutama perdagangan dan industri untuk tetap bergerak. Salah satunya dengan membeli produknya.

"Harapan kami dengan kegiatan ini yang bisa kita gerakkan bukan hanya ekonomi penenun, tetapi juga para tukang jahit dan toko-toko penyedia aksesorisnya seperti toko karet, benang, dan kain tlisir. Dengan demikian juga akan ada efek daya beli masyarakat yang tetap terjaga," kata Nur Muhyar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement