REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Boleh dibilang, tradisi berpuasa sama tuanya dengan peradaban manusia. Menurut sejarawan Muslim legendaris, Ibnu Katsir, ajaran puasa sudah ada sejak zaman Nabi Adam dan istrinya--Hawa.
Nabi Adam, kata dia, berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun. Ada pula yang mengatakan bahwa Nabi Adam AS berpuasa pada 10 Muharam sebagai bentuk rasa syukur beliau karena telah dipertemukan kembali dengan istrinya, Hawa, di Padang Arafah.
Riwayat lain menyebutkan, Nabi Adam berpuasa sehari semalam pada waktu diturunkan dari taman surga oleh Allah. Ada juga yang mengatakan Adam berpuasa 40 hari 40 malam setiap tahun. Pendapat lainnya mengatakan Adam berpuasa dalam rangka mendoakan putra-putrinya.
Selain itu, ada pula yang menjelaskan, Adam berpuasa pada hari Jumat untuk mengenang peristiwa penting, yakni dijadikannya dia oleh Allah, hari diturunkannya ke bumi, dan diterimanya tobat Adam oleh Allah.
"Sesungguhnya Allah menjadikan Adam pada hari Jumat, diturunkan di bumi pada hari Jumat, dia bertobat kepada Allah atas dosanya memakan buah khuldi pada hari Jumat, dan wafat pun pada hari Jumat." (HR Bukhari).
Walaupun dalam Alquran maupun hadis tidak dijelaskan bagaimana bentuk puasa Adam dan generasi sesudahnya, tetapi ada petunjuk-petunjuk bahwa agama-agama yang dibawa oleh para rasul terdahulu itu adalah agama monoteisme yang mengajarkan kepercayaan pada keesaan Tuhan (Allah).