Sabtu 11 Apr 2020 22:25 WIB

RSUD Tulungagung Klarifikasi Soal Dokter Terinfeksi Covid-19

RSUD dr Iskak meluruskan informasi soal kondisi dokter spesialis terinfeksi Covid-19.

Ilustrasi.
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG, JATIM -- RSUD dr. Iskak Tulungagung mengklarifikasi kabar viral di media sosial yang menyebut adanya dokter spesialis di rumah sakit setempat yang saat ini dirawat intensif di ruang isolasi khusus karena terinfeksi Covid-19. Informasi soal perawatan intensif tersebut dinyatakan tidak benar.

Direktur RSUD dr. Iskak Tulungagung, dr. Supriyanto Dharmoredjo dalam pernyataan tertulis yang dikirim ke awak media, Sabtu (11/4) menyatakan bahwa dr M. Jasin Jachya, Sp.PD yang dimaksud dalam kabar viral tersebut saat ini sedang menjalani program isolasi mandiri karena terpapar virus Corona atau Covid-19 dari pasien yang pernah ditanganinya. "Kalau kondisi saat ini beliau dalam keadaan sehat. Sangat sehat," kata dr. Supriyanto meluruskan.

Dia menjelaskan bahwa seseorang yang terpapar dan terkonfirmasi infeksi Corona (positif Covid-19), belum tentu sakit. "Sangat tergantung dengan kondisi fisiknya," katanya.

Sebagai bentuk tanggung jawab terhadap informasi publik, lanjut Dokter Pri - panggilan dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes - dia jelaskan bahwa dr Jasin selaku dokter spesialis yang menangani banyak pasien, baik itu pasien terkonfirmasi/positif Covid-19 maupun berstatus suspect (terduga), telah dilakukan screening (pengawasan dan pemantauan).

Tindakan itu sejalan dengan kebijakan dan standar SOP (standard operating procedure) yang berlaku di RSUD dr. Iskak, dimana terhadap seluruh tenaga medis maupun nonmedis yang terlibat dalam penanganan pasien terkonfirmasi Covid-19 selalu dilakukan screening COVID-19.

"Hal ini kami lakukan sebagai upaya untuk melindungi pasien lain, seluruh karyawan dan juga masyarakat yang berkunjung ke RSUD dr. Iskak Tulungagung," ujarnya.

Dokter Pri menyebut dalam situasi pandemi wabah Covid-19 saat ini, rumah sakit ibarat medan perang. Demikian pula yang kini terjadi di RSUD dr. Iskak, serta fasilitas kesehatan lainnya, baik itu milik pemerintah maupun swasta.

Dengan demikian, lanjut dia, apabila didapatkan bukti adanya tenaga medis maupun non-medis yang terpapar maupun diduga terpapar akan diketahui lebih dini. Terhadap mereka yang terpapar, dipersilahkan untuk isolasi di tempat yang sudah disediakan oleh rumah sakit dan dilakukan observasi.

"Sampai kapan, ya sampai yang bersangkutan dinyatakan sudah negatif alias tidak carrier dengan pemeriksaan PCR (polimerase chain reaction). Setelah itu baru mereka bisa aktif kembali bekerja seperti biasa," kata Pri.

Di saat menghadapi pandemi seperti ini, kata dia, justru langkah demikian yang seharusnya dilakukan rumah sakit maupun fasilitas kesehatan.

"Jadi kita tidak boleh abai apalagi menyembunyikan informasi. Saya bisa memastikan bahwa lingkungan RSUD dr. Iskak maupun karyawannya yang sedang bertugas saat ini bersih dari virus corona dan bukan merupakan sumber penularan," katanya menegaskan.

Dokter Pri dan jajaran medis RSUD dr. Iskak dengan demikian tetap mengimbau kepada seluruh warga masyarakat/pasien yang telah melakukan kontak langsung atau kontak dekat dengan dr. Jasin sebelum yang bersangkutan menjalani isolasi, yakni pada periode tanggal 23-30 Maret 2020, baik dalam kondisi ada keluhan maupun tidak ada keluhan, sebaiknya melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan khusus Covid-19 yang telah disediakan oleh pemerintah Kabupaten Tulungagung.

Tiga faskes penyangga penanganan Covid-19 itu yang disediakan yaitu di Puskesmas Beji, Kecamatan Boyolangu, Puskesmas Bangun Jaya, Kecamatan Pakel, dan Puskesmas Kalidawir, Kecamatan Kalidawir.

"Masyarakat diharap tetap tenang dan tidak perlu panik karena tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Tulungagung telah siap menangani dan juga sudah melakukan mitigasi resiko terhadap seluruh keadaan dan kemungkinan yang terjadi," katanya.

Pesan Dokter Pri, masyarakat secara personal maupun komunal untuk tidak panik, stres, dan semacamnya.

"Jangan lupa untuk selalu waspada dengan membiasakan cuci tangan teknik enam langkah dengan sabun atau cairan alkohol untuk pembersih tangan, selepas melakukan kegiatan apapun, tidak mengusap wajah sebelum mencuci tangan, pakailah masker baik yang sehat maupun sakit, menerapkan etika batuk/bersin yang benar, taat skema menjaga jarak fisik dan menjaga jarak sosial," ujarnya.

Ia juga mengingatkan agar warga apalagi yang berstatus ODP, agar setiap selesai ke luar rumah untuk suatu urusan yang mendesak jangan lupa langsung mandi keramas kemudian ganti baju rumah yang bersih dan jangan lupa merendam/mencuci pakaian yang baru dipakai keluar rumah dengan detergent.

"Masyarakat juga kami harapkan untuk lebih bijaksana dalam menyikapi berita yang beredar di media sosial. Tidak mudah terprovokasi, tidak mudah menyebar berita yang belum terverifikasi kebenarannya. Saring sebelum sharing. Saring sebelum ikut menyebarkannya. Hal ini penting agar informasi dan konten apapun yang kita sebar, tidak justru memicu kepanikan di tengah masyarakat," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement