Senin 13 Apr 2020 19:52 WIB

AI Huawei Deteksi Kondisi Paru-Paru dalam 30 Detik

AI-Assisted Analysis dari Huawei sudah dipakai di RSPP untuk skrining covid-19.

Kecerdasan buatan/ilustrasi
Foto: wordpress.com
Kecerdasan buatan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Huawei membantu menerapkan kecerdasan buatan AI-Assisted Analysis di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta. RSPP menjadi rumah sakit pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi kecerdasan buatan Huawei.

RSPP mulai menerapkan solusi AI-Assisted Analysis dari Huawei sejak 2 April 2020. Menurut Radiologi RSPP Ahmad Hariri penerapan teknologi tersebut membawa dampak positif yang signifikan terhadap peningkatan kualitas penanganan pasien.

Baca Juga

“Solusi ini efektif meningkatkan kecepatan dan akurasi dalam melakukan pendeteksian serta diagnosis terhadap pasien-pasien terdampak COVID-19,” ujar Ahmad.

Ahmad menjelaskan, dengan memanfaatkan teknologi AI dari Huawei, pihaknya dapat secara langsung mengetahui kondisi paru-paru pasien. Munculnya area pelukaan pada organ tersebut yang menjadi beberapa penanda adanya gejala akibat infeksi Covid-19, sebelum dilakukan konfirmasi oleh dokter spesialis radiologi.

“Melalui alat buatan Huawei ini, dalam kisaran waktu sekira 30 detik kami bisa memperoleh indikasi apakah pasien terinfeksi covid-19 atau tidak. Ketika didapatkan gambaran normal, maka akan muncul ikon warna hijau. Namun ketika didapatkan gambaran infiltrat (ciri khas pneumonia), ikon warna merah akan muncul. Dengan kata lain, pasien tersebut terindikasi terinfeksi virus,” jelas Ahmad.

Tingkat akurasi dengan menggunakan teknologi AI Huawei juga sangat tinggi. Dari 50 data pasien yang diperiksa, disandingkan dengan ekpertis radiologis, tingkat akurasinya mencapai 93 persen.

Penerapan teknologi AI Huawei di RSPP ini merupakan bagian dari realisasi aksi global Huawei dalam membantu dunia internasional memerangi pandemik virus corona baru covid-19. Sumbangsih Huawei dalam mengontribusikan kecanggihan teknologinya kepada dunia kesehatan selama masa pandemik berlangsung dengan tanpa mengenakan biaya, mendapat sambutan positif dari pihak manajemen RSPP.

Direktur Utama Pertamedika IHC Fathema Djan Rachmat menyatakan saat ini dunia kesehatan Indonesia menghadapi tantangan besar berupa masih tingginya tingkat mortalitas yang disebabkan oleh covid-19. Angkanya sekitar 9-10 persen.

“Saat ini, salah satu upaya strategis yang harus dilakukan untuk mengurangi tingkat mortalitas akibat penyebaran covid-19 di Indonesia adalah dengan meningkatkan kecepatan pendeteksian dan penemuan pasien-pasien yang terinfeksi covid-19 dengan tingkat akurasi tinggi," ucap dia.

Dia mengatakan, semakin cepat deteksi covid-19, maka semakin cepat pula bisa melakukan upaya medis yang mampu mengonversi jumlah pasien positif covid-19 menjadi negatif. Menurutnya, di era "Big Data" seperti sekarang ini, teknologi-teknologi canggih yang mampu melakukan analisis data secara cerdas dan efisien.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement