Rabu 15 Apr 2020 23:01 WIB

Tangsel Siapkan Sanksi Bagi Pelanggar PSBB

Penerapan sanksi terhadap pelanggar PSBB di Tangsel bukan untuk menghukum warga.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menyampaikan hasil rapat koordinasi dengan Gubernur, Kepala Daerah, instansi dan stakeholder pendukung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Se-Tangerang Raya, Tangsel, Senin (13/4).
Foto: Republika/Abdurrahman Rabbani
Wali Kota Tangerang Selatan, Airin Rachmi Diany menyampaikan hasil rapat koordinasi dengan Gubernur, Kepala Daerah, instansi dan stakeholder pendukung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Se-Tangerang Raya, Tangsel, Senin (13/4).

REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG SELATAN — Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan memberikan sanksi sosial dan administratif bagi yang melanggar peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Sanksi tersebut berlaku dalam jangka waktu 14 hari selama pemberlakuan PSBB.

Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany mengaku telah membahas kemungkinan penjatuhan sanksi itu bersama aparat penegak hukum. Nantinya sanksi tersebut mengacu pada Peraturan Wali Kota dan Keputusan Wali Kota.

"Apakah mungkin sanksi administratif mengacu Peraturan Wali Kota. Tapi (realisasinya) dimasukkan ke Peraturan Daerah tentang ketertiban umum sehingga ada sanksi moral dan sosial," ungkap Airin dalam keterangan yang diterima, Rabu (15/4).

Dirinya menegaskan penerapan sanksi terhadap pelanggar PSBB di Tangsel, bukan untuk menghukum warga. Melainkan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Mendisiplinkan bukan berarti menghukum orang seberat-beratnya, tapi menimbulkan kesadaran orang untuk sadar cuci tangan pakai masker, menjaga jarak dan tidak keluar rumah dulu sementara," kata dia.

Ia menambahkan mengacu pada aturan dan ketentuan dalam PSBB, sanksi bagi pelanggar didasarkan pada Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018. Pelanggar bisa dikenai denda dan atau masa kurungan seperti yang diterapkan di DKI Jakarta.

Di samping itu, jam operasional penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) bagi kendaraan yang melintas di wilayah Tangsel lebih lama dibandingkan DKI Jakarta. “Jika di DKI Jakarta PSBB berlaku dari pukul 06.00 WIB sampai 18.00 WIB, di Kota Tangerang diusulkan dari pukul 05.00 WIB sampai 19.00 WIB,” kata Airin.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement