REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis pada Jumat (17/4) menyebutkan bahwa tidak ada bukti sejauh ini yang mengkaitkan virus corona tipe baru dengan hasil laboratorium penelitian P4 di Kota Wuhan, China. Wuhan merupakan lokasi awal munculnya pandemi saat ini.
"Kami akan memperjelas bahwa hingga saat ini tidak ada bukti nyata yang menguatkan informasi, yang marak di pemberitaan Amerika Serikat baru-baru ini bahwa terdapat kaitan asal mula Covid-19 dengan hasil laboratorium P4 di Wuhan, China," kata salah seorang pejabat di kantor Presiden Emmanuel Macron.
Konsensus ilmiah umum menyatakan bahwa SARS-CoV-2, nama resmi virus corona, berasal dari kelelawar. Pada 2014 Prancis menandatangani perjanjian dengan China untuk membangun laboratorium penelitian tentang penyakit menular biosafety level 4, level tertinggi, di Wuhan, menurut surat keputusan Prancis yang ditandatangani oleh menteri luar negeri saat itu, Michel Barnier.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu (15/4) mengatakan, pemerintahannya sedang berupaya mencari tahu apakah virus corona berasal dari salah satu laboratorium di Wuhan. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Beijing "harus berterus terang" dengan apa yang mereka ketahui.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Miley, pada Selasa mengatakan bahwa intelijen AS mengindikasikan bahwa virus corona kemungkinan terjadi secara alami, bukan seperti yang diciptakan di sebuah laboratorium di China, tetapi tidak ada kepastian mengenai hal itu. Washington Post pekan ini melansir bahwa pejabat keamanan nasional di pemerintahan Trump telah lama mencurigai fasilitas penelitian di Wuhan sebagai sumber wabah virus corona.
Hingga Februari, Institut Virologi Wuhan, yang didukung oleh Pemerintah China, menepis rumor bahwa virus tersebut mungkin saja telah direka cipta di salah satu laboratorium miliknya. Pihaknya juga membantah kemungkinan virus penyebab Covid-19 itu berasal dari salah satu fasilitas semacam itu.