Rabu 22 Apr 2020 16:31 WIB

Jika Jarak Duduk di Restoran Diatur, Semarang tak Perlu PSBB

Menurut Ganjar, di Taipei tidak ada PSBB dan lockdown, semua orang bisa berjarak.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Foto: dok. Humas Prov Jateng
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo meminta seluruh restoran di Jateng menerapkan pembatasan jarak bagi konsumennya agar bisa tetap bertahan sekaligus ikut mencegah meluasnya penyebaran Covid-19. "Mulai besok pagi seluruh restoran mengatur jarak duduknya masing-masing, layout-nya diubah, kalau itu bisa dilakukan, tidak perlu PSBB (pembatasan sosial berskala besar)," kata Ganjar di Kota Semarang, Rabu (22/4).

Cara lain yang bisa dilakukan para pengusaha restoran dalam mencegah Covid-19 adalah dengan mengharuskan konsumen membawa pulang makanan dan minuman yang dibelinya atau take away sehingga masyarakat bisa tetap berbelanja serta berjualan. Ganjar juga meminta kesadaran masyarakat tidak berkerumun dalam berbagai kesempatan agar pandemi Covid-19 segera berakhir.

"Di Taipei tidak ada PSBB dan lockdown, tapi semua orang yang tidak berjarak satu meter diusir, tidak peduli itu siapa pun," ujar politikus PDIP itu.

Terkait dengan rencana penerapan PSBB di Jateng berdasarkan persetujuan Menteri Kesehatan, Ganjar mengaku masih melakukan berbagai kajian dan penghitungan yang matang. "Inilah yang sebenarnya kenapa saya menghitungnya di Jateng apakah perlu PSBB, kami menghitungnya tidak sekadar laku atau tidak laku, kami membicarakan yang tidak bisa bekerja, tidak ada pendapatan, bisa mendapat suplai makanan atau tidak," kata Ganjar.