Kamis 23 Apr 2020 16:19 WIB

Sastrawan Jelaskan Makna Mudik dan Pulang Kampung

'Ini makna secara kebahasaan, ya, tidak berhubungan dengan ihwal politik.'

Larangan mudik (ilustrasi)
Foto: istmewa
Larangan mudik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan Universitas Indonesia Ibnu wahyuni atau Iben Wahyudi menerangkan sebenarnya tidak ada perbedaan makna antara mudik dan pulang kampung. Dia mengatakan, keduanya memiliki esensi makna yang serupa yakni pulang ke udik atau ke kampung.

"Secara etimologis, tidak berkaitan dengan satu peristiwa atau perayaan. Mudik dan pulang kampung dapat dilakukan kapan saja," kata Iben Wahyudi kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (23/4).

Baca Juga

Dia memaparkan, kalau pun ada perbedaan hanya terletak pada situasi atau nuansa penggunaan bahasanya saja. Dia mengatakan, dalam pembicaraan atau dalam laras tulisan, mudik biasa dipergunakan untuk situasi sehari-hari atau tidak formal 

Ia melanjutkan, pulang kampung lebih berkenaan dengan makna yang berkait dengan situasi formal. Secara esensi, sambung dia, keduanya memiliki maksa sama yakni pulang ke kampung khususnya bagi perantau. 

"Ini makna secara kebahasaan, ya, tidak berhubungan dengan ihwal politik. Bahwa Presiden membedakan kedua istilah itu, lebih untuk menekankan maksud berbeda, dalam konsepnya, bukan dalam kerangka etimologis," katanya.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) membedakan makna mudik dan pulang kampung dalam sebuah wawancara. Menurut Jokowi, mudik dilakukan menjelang Hari Raya Lebaran Idul Fitri, sedangkan pulang kampung dilakukan jauh hari sebelum memasuki bulan puasa Ramadan.

Pendiri Narabahasa Ivan Lanin enggan mengomentari panjang perbedaan makna mudik dan pulang kampung. Dia mengaku berkabung bahwa sesungguhnya pemaknaan kata tidak perlu dicari dalam kamus.

Kesatiran itu dia ungkapkan dalam unggahan twitter pribadinya. Bahkan, akun twitternya memuat foto profil yang bertulishkan bahwa 'kamus sudah mati'

"Pemaknaan kata tidak perlu dicari dalam kamus. Cukup tanyakan kepada politikus," cicit Ivan Lanin. Rizkyan Adiyudha

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement