REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asian Development Bank (ADB) menilai stimulus pemerintah Indonesia sebesar Rp 436,1 triliun atau setara 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sudah tepat untuk mengatasi dampak Covid-19. ADB Vice-President for Southeast Asia, East Asia and the Pacific Ahmed M Saeed mengatakan stimulus pemerintah Indonesia tersebut merupakan langkah yang kuat sesuai dengan situasi krisis akibat pandemi Covid-19.
“Kita berpikir stimulus ini cukup untuk mengatasi dampak Covid-19,” katanya saat telekonferensi di Jakarta, Kamis (23/4).
Tak hanya itu, Ahmed menyatakan kebijakan pemerintah Indonesia untuk fokus pada tiga bidang yaitu kesehatan masyarakat, perlindungan sosial, dan bantuan ekonomi juga sudah tepat.
“Saya menekankan bahwa ini bukan hanya dukungan yang tepat tetapi juga fokus pemerintah pada tiga bidang yaitu kesehatan, perlindungan sosial, dan bantuan ekonomi,” katanya.
Menurutnya, pemerintah Indonesia mampu menyeimbangkan tiga kebutuhan sekaligus yaitu kesehatan yang mendesak, perluasan bantuan sosial kepada orang miskin, serta bantuan ekonomi untuk mengurangi dampak pada bisnis dan pekerja.
“Kami juga memahami bahwa pemerintah siap untuk mengumumkan langkah-langkah fiskal lebih lanjut sesuai kebutuhan dalam konteks ketidakpastian saat ini,“ ujarnya.
Sementara itu, Ahmed menuturkan pihaknya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini akan mencapai 2,5 persen. Perlambatan disebabkan oleh kebijakan physical distancing dan keterkaitan ekonomi global.
“Ini turun dari 5 persen jadi setengah, setengah dari tingkat pertumbuhan yang kita lihat pada tahun 2019,” katanya.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia telah mengalokasikan anggaran untuk menanggulangi dampak Covid-19 sebesar Rp 436,1 triliun dengan rincian stimulus I Rp 10,3 triliun, stimulus II Rp 22,9 triliun, dan stimulus III Rp 405,1 triliun.