REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Optimalisasi potensi produk lokal (home industry) Kecamatan Sumber Jaya, Majalengka, Jawa Barat, diberdayakan guna meredam infeksi pandemi Covid-19. Bersinergi bersama program 10 Rumah Aman, sedikitnya 6.000 buah masker produk lokal di sana sudah dibagikan di Desa Penjalin Lor dan Rancaputat.
Perlakuan ini menjamin wilayahnya tetap hijau Covid-19 dan ekonomi warga berdenyut. Di tengah upaya memutus mata rantai sebaran Covid-19, perekonomian warga justru mendapatkan tekanan hingga ‘lumpuh’. Untuk menggerakannya kembali, penguatan fungsi home industry diberikan.
Melalui kebijakan pemerintah desa, mereka memproduksi masker yang dibagikan pada seluruh warga. Kepala Desa Rancaputat, Sumber Jaya, Eli Herawati mengatakan, warga mendapat jaminan kesehatan dan ekonomi sekaligus.
"Pandemi Covid-19 dan efeknya sudah ditangani menyeluruh melalui program 10 Rumah Aman. Untuk memutus sebaran Covid-19, beragam protokol kesehatan diterapkan di Rancaputat. Kami juga menjaga keseimbangan ekonomi di sini dengan menguatkan posisi home industrinya. Kami membeli masker yang mereka produksi, lalu membagikannya kepada warga,” kata Eli dalam siaran persnya, Jumat (24/4).
Menerapkan program 10 Rumah Aman, sedikitnya 2.000 buah masker sudah didistribusikan pada warga Desa Rancaputat. Masker jadi salah satu piranti penting guna mencegah sebaran Covid-19. Dari hasil penelitian, masker kain punya efektivitas menangkal infeksi Covid-19 hingga 70 persen. Daya tahannya 4 jam.
Agar semakin efektif, warga tetap harus menjaga jarak dalam keramaian minimal 1 atau 2 meter.
“Kami jalankan seluruh protokol kesehatan yang diinstruksikan pemerintah pusat. Masker ini menjadi kebutuhan yang penting bagi warga. Mereka juga selalu mengenakannya saat terpaksa bepergian. Pada perinsipnya mereka tetap tinggal #DiRumahSaja. Yang jelas, kami terus fokus melindungi keluarga dari potensi infeksi Covid-19,” kata Eli.
Selain masker yang menggerakan perekonomian, beragam treatment diterapkan pada Desa Rancaputat. Dilakukan oleh aktivis Dasa Wisma, mereka aktif melakukan pencatatan suhu tubuh secara rutin. Ada juga aktivitas penyemprotan disinfektan. Sasarannya adalah rumah warga, posyandu, tempat ibadah, hingga beberapa spot di ruas jalan.
“Kami harus memastikan lingkungan di sekitar tetap aman dari pandemi Covid-19. Semua ini dilakukan secara secara bergotong-royong. Warga juga sudah memiliki kesadaran tinggi. Kami berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Lalu, warga bisa menjalani kembali kehidupan secara normal. Berkarya lebih produktif untuk kebaikan bersama,” ujar Eli lagi.