Ahad 26 Apr 2020 11:41 WIB

Makna 'Ghuluw' Menurut Quraish Shihab

Ghuluw dalam berbagai bentuknya mengandung makna ketinggian yang tidak biasa.

Cendekiawan Muslim M Quraish shihab saat ditemui wartawan di di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (20/5).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Cendekiawan Muslim M Quraish shihab saat ditemui wartawan di di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Senin (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Alquran dan sunah menggunakan kata ghuluw untuk meng gambarkan "melampaui batas" dalam beragama. Prof Quraish Shihab dalam bukunya berjudul Apa, Mengapa, Bagaimana Wasathiyyah menyebut ghuluw dalam berbagai bentuknya mengandung makna ketinggian yang tidak biasa.

Harga sesuatu barang yang lebih mahal dari yang biasa dilukiskan dengan kata ghally. Air yang mendidih saat panas dilu kiskan dengan kata yaghaly-ghalayan meski belum mencapai batas akhir.

"Wahai ahli kitab, janganlah melakukan ghuluw (melampuai batas) menyangkut keberagamaan kamu. Jangan berucap/per caya menyangkut Allah kecuali yang hak." (QS an-Nisa:59). Quraish Shihab beranalogi, jika ghaly dikatakan sebagai mahal, tidak berarti harga itu telah mencapai puncak batas kemahalan. Maksud mahal disini sebatas pada harga sesuatu yang melampaui batas normal sehingga dibilang mahal.

Di dalam hadis, kata yang sama pun kerap digunakan. Sahabat Nabi Ibnu Abbas menyampaikan, Nabi SAW di atas untanya ketika melaksanakan haji. Pada hari pelemparan jumrah, Rasulullah meminta batu-batu untuk digunakan melontar. Ibnu Abbas Ra pun mengambil sekian batu kecil dengan ukuran yang biasa untuk melontar.

Saat batu-batu itu di dalam genggaman Nabi SAW, beliau bersabda, "Yang seperti inilah (besarnya) yang hendaknya kalian gunakan melontar." Kemu dian, beliau bersabda, "Wahai seluruh manusia, hindarilah ghu luw (pelampauan batas) dalam keberagamaan. Karena yang membinasakan (umat) sebelum kamu adalah ghuluw dalam ke beragamaan." (HR Ibnu Majah).

Di dalam kadar yang lebih besar, berlebihan bisa dikatakan sebagai ekstrem. Sebuah kata yang diserap dari bahasa Inggris bermakna paling ujung, paling tinggi, paling keras, dan sebagainya. Bahasa Inggris mendefinisikannya sebagai the greatest degree.

Ghuluw memang berbeda de ngan ekstremisme. Quraish Shi hab bertamsil, orang di barat masih membenarkan hal yang dilakukan selama tidak menimbulkan kekerasan atau pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Karena itu, makna ekstremitas adalah sesuatu yang telah melewati ujung. Di antara mereka ada yang membolehkan pelecehan simbol-simbol agama, bahkan terhadap para nabi dan tokohtokoh yang dihormati masyara kat. Andaikata tidak memboleh kan, mereka tidak mengecam pe la kunya dengan dalih kebebasan berbicara.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement