REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Inspektur Jenderal Polisi Istiono bersama instansi terkait meninjau arus transportasi di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Ahad (26/4). Istiono menyebutkan bahwa aktivitas di Pelabuhan yang menghubungkan Pulau Jawa dan Sumatra itu semakin sepi menandakan kesadaran masyarakat cukup tinggi untuk tidak mudik.
"Saya apresiasi kesadaran masyarakat untuk tidak mudik sangat bagus," kata Istiono melalui keterangan tertulis di Jakarta.
Istiono mengatakan, selama tiga hari pelaksanaan larangan mudik sejak Jumat (24/4), kegiatan di Pelabuhan Merak mengalami penurunan. Selama dua hari larangan mudik, petugas telah memutarbalikkan 350 unit kendaraan kembali ke arah timur. "Sudah tidak ada pergerakan (orang), hanya kendaraan barang dan logistik," ujar Istiono.
Istiono berharap arus lalu lintas maupun pergerakan kendaraan di Pelabuhan Merak terus menurun dari aktivitas di hari pertama penerapan pelarangan mudik. Dia menegaskan masyarakat adalah ujung tombak pencegahan dan memutus wabah virus corona (COVID-19) yang telah tersebar di 34 provinsi.
"Karena itu pencegahan untuk orang tidak mudik sangat kami harapkan dari masyarakat itu sendiri," tutur Istiono.
Kakorlantas Polri mengatakan, petugas harus menghalau sekitar 24 persen atau kurang lebih satu juta orangdari Pulau Jawa yang ingin mudik ke Sumatera. Berdasarkan data Korlantas Polri, 5.041 mobil pribadi, bus, travel hingga kendaraan roda dua telah diperintahkan kembali ke daerah asal di 59 titik penyekatan dari Lampung hingga Jawa pada hari pertama.
Hari kedua mencapai 3.332 unit kendaraan sehingga terjadi penurunan jumlah kendaraan yang diberikan tindakan persuasif. Terkait kendaraan roda dua, petugas juga mendirikan pos penyekatan dari Polres ke Polres secara berlapis pada jalur arteri.