Ahad 26 Apr 2020 23:46 WIB

Penderita Gangguan Jiwa Tewas Dianiaya 9 Pemuda di Boyolali

Dari sembilan pelaku tersebut, enam orang di antaranya ditahan di Mapolres Boyolali

Penganiayaan (Ilustrasi)
Penganiayaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI -- Polres Boyolali melakukan pemeriksaan terhadap sembilan orang diduga melakukan penganiayaan terhadap Arjuna Veri (47), warga Jalan Limbungan Kecamatan Rumbai pesisir, Pekanbaru, Riau, di kawasan Cikalan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang mengakibatkan korban tewas.

Kepala Polres Boyolali AKBP Rachmad Nur Hidayat melalui Kasubag Humas AKP Joko Widodo, mengatakan sembilan pelaku tersebut enam orang di antaranya ditahan di Mapolres untuk proses hukum, sedangkan tiga lainnya tidak ditahan karena masih di bawah umur.

Joko mengatakan setelah mendapatkan keterangan dari saksi, pelaku kasus penganiayaan tersebut langsung ditangkap masing masing berinisial MR (23), YB (19), BD (33), AWB (24), HH (19), dan AW (23). Sedangkan tiga pelaku di bawah umur berstatus pelajar yakniODP (17), VY (16), dan ATN (17).

Menurut dia, dari hasil penyelidikan polisi, korban ternyata orang yang mengalami gangguan kejiwaan. Korban merupakan pasien Yayasan Charis, Magelang. Korban sejak 2017 dititipkan di yayasan tersebut untuk mendapatkan pengobatan, tetapi pada 2019 melarikan diri.

Ia mengatakan kronologi kejadian bermula saat korban berada di sekitar pommini Jalan Ngangkruk-Banyudono, pada Jumat (24/4) dini hari. Bersamaan itu, warga sedang ramai-ramainya melakukan upaya penjagaan dan pengamanan wilayahnya masing-masing karena informasi yang beredar banyak terjadi pencurian.

Warga setempat yang tidak mengenal korban, kemudian menanyakan tujuan datang di lokasi itu. Korban saat ditanya warga,jawabannya selalu berubah-ubah dan mencurigakan. Warga akhirnya emosi melakukan penganiayaan terhadap korban.

Korban yang mengalami luka-luka kemudian dilarikan ke rumah sakit. Korban yang sempat menjalani perawatan akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Indriati Mojosongo Boyolali, pada Minggu sekitar pukul 16.00 WIB.

Polisi selain menangkap enam pelaku dan tiga anak di bawah umur, juga menyita sejumlah barang bukti berupa satu setel pakaian korban, handphone, sebuah balok kayu, dan pedang. Namun, ketiga pelaku karena di bawah umur tidak ditahan.

Atas perbuatan para pelaku dijerat dengan pasal 170 KUHP, tentang tindak pidana penganiayaan dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. Joko mengatakan pihaknya mengapresiasi kesadaran masyarakat atas keamanan di lingkungan masing-masing, tetapi diimbau jangan terlalu berlebihan seperti membawa senjata tajam dan menghindari tindakan main hakim sendiri.

"Mari bersama-sama menjaga keamanan, tetapi jika ada orang yang mencurigakan segera melaporkan polisi terdekat. Masyarakat jangan main hakim sendiri," katanya, Ahad (26/4).

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement