Senin 27 Apr 2020 14:42 WIB

Rumusan Praktis untuk Berpikir Objektif dan Logis

Banyak yang menganggap statitistik suatu hal yang susah dipelajari dan dipahami.

Statistik Sosial karya Morissan
Foto: tangkapan layar
Statistik Sosial karya Morissan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Oleh:  R. Berto Wedhatama, Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana

Statitistik selalu identik dengan angka, rumus dan hitung-menghitung dengan beragam tabel yang selalu dianggap rumit. Akibatnya, banyak yang menganggap statitistik ini suatu hal yang susah untuk dipelajari dan dipahami. Padahal, sebenarnya statistik banyak sekali bersinggungan dengan segala hal yang ada dalam kehidupan sosial kita.

Misalnya sensus penduduk, hasil perhitungan cepat pemilu, beragam survei atau yang langsung berhubungan dengan apa yang kita lakukan sehari-hari. Seperti perhitungan uang belanja bulanan keluarga, perhitungan absensi kehadiran baik di sekolah atau di kantor, dan masih banyak lagi.

Penelitian juga selalu membutuhkan analisa statistik, namun tak dapat dipungkiri masih banyak kalangan yang masih awam dengan istilah-istilah yang berhubungan dengan statistik, misalnya apa itu penarikan sampel, populasi, sensus, parameter, modus, men, median, variabel dan lainlain. Padahal istilah-istilah tersebut sangat sering didengar apalagi bagi para mahasiswa dan peneliti khususnya di bidang sosial.

Hal inilah yang membuat Morissan, penyandang gelar Ph.D dari School of Communication, Universiti Sains Malaysia, Penang, Malaysia untuk menyusun pokok-pokok pikiran tentang hal-hal terkait penyelenggaraan statistik sosial, yaitu menunjukkan bagaimana statistik dapat digunakan dalam penelitian sosial sehingga pembaca buku ini dapat merasakan manfaat yang diperoleh dari mempelajari statistik dan bukan malah menghindari statistik. Pembaca dapat mengetahui, mampu, paham dan percaya diri dalam mengerjakan statistik.

Pada bagian pendahuluan, buku ini menyampaikan informasi awal terkait sejarah singkat Statistik. Ilmu statistik pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli matematika sekaligus ahli astronomi asal Belgia melalui papernya yang berjudul On Man and the Development of His Faculties. (Wimmer D. Roger, 2011).

Secara etimologis kata “statistik” berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka (data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. (Statistics, 2015)

Pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada “kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka (data kuantitatif)” saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data kualitatif) tidak lagi disebut statistik. Dalam kamus bahasa Inggris akan kita jumpai kata statistics dan kata statistic. Kedua kata itu mempunyai arti yang berbeda.

Kata statistics artinya “ilmu statistik”, sedang kata statistic diartikan sebagai “ukuran yang diperoleh atau berasal dari sampel,” yaitu sebagai lawan dari kata “parameter” yang berarti “ukuran yang diperoleh atau berasal dari populasi”. 

Menurut Wimmer dan Dominick (2011) statistik dapat didefinisikan sebagai “mathematical methods to collect, organize, summarize and analize data” (Wimmer D. Roger, 2011) atau yang dapat diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi berbagai metode matematis untuk mengumpulkan, mengelola, meringkaskan dan menganalisis data.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement