REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Aktivitas kemualafan di Masjid Lautze, Jakarta, nyaris terhenti total akibat adanya penyebaran wabah virus corona jenis baru (Covid-19). Tak beroperasinya masjid untuk sementara waktu sebagaimana yang diatur oleh pemerintah membuat Masjid Lautze hampir-hampir tak melayani para calon mualaf.
Ketua Umum Yayasan Haji Karim Oei Masjid Lautze, Ali Karim Oei mengatakan, sejak imbauan penutupan aktivitas masjid diterapkan, sudah tak ada lagi layanan kemualafan yang diterima. Meski, kata dia, sesekali ia dan pengurus masjid tersebut berupaya melayani jika ada yang mendatanginya ke rumah.
“Kasihan yang pada mau mualaf, masjidnya kosong dan dikunci. Ya kan (layanan kemualafan) jadi terhenti karena Covid-19,” kata Ali Karim Oei saat dihubungi Republika, Ahad (26/4).
Dia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, aktivitas kemualafan di Masjid Lautze selalu dibuka setiap hari. Menurutnya, dalam sehari selalu ada saja masyarakat yang ingin menjadi mualaf, umumnya yang berasal dari etnis Cina peranakan.
Dari waktu ke waktu, kata dia, mualaf yang berasal dari etnis Cina saja kian bertambah. Berdasarkan catatannya, hingga penutup akhir tahun 2019 terdapat sekitar 200-an orang yang masuk Islam di Masjid Lautze. Untuk itu, merebaknya pandemi Covid-19 dinilai sangat mengganggu aktivitas kemualafan.
Sambil memikirkan solusi mengenai hal tersebut, Ali beserta para pengurus Masjid Lautze yang jika didatangi oleh para calon mualaf membuka diri untuk melakukan pelayanan kemualafan di rumah. “Kadang ada yang datang ke rumah kalau mereka tahu rumah saya, kalau begitu saya layani. Hanya kan jadi kasihan juga,” pungkasnya.