REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Sirkuit Silverstone pada Senin (27/4) menyatakan, jika Grand Prix (GP) Inggris jadi digelar tahun ini, terpaksa tak akan dihadiri penonton. Ini imbas pandemi virus corona.
Penyelenggara GP Inggris belum menunda atau membatalkan balapan yang dijadwalkan pada 19 Juli itu. Penyelenggara sedang dalam tahap pembicaraan dengan Pemerintah Inggris dan juga petinggi Formula 1 (F1) terkait kelayakan menggelar balapan tanpa kehadiran penonton.
"Saya sangat kecewa mengabarkan kepada kalian jika kami tak bisa menggelar Grand Prix Inggris tahun ini di depan para fan di Silverstone," kata Managing Director Sirkuit Silverstone Stuart Pringle seperti dilansir laman resmi F1, Senin.
Sejumlah negara masih memberlakukan pembatasan pergerakan warganya. Stuart menambahkan, menggelar GP seperti biasanya tidak akan memungkinkan.
"Kewajiban kami adalah melindungi kesehatan dan keselamatan dari setiap orang yang terlibat dalam menyiapkan dan menghadirkan ajang ini, para marshal sukarelawan, race maker, dan juga kalian, fan yang luar biasa, ini berarti keputusan terbaik dan teraman yang bisa kami ambil," jelas Pringle.
Silverstone akan mengembalikan penuh uang para penonton yang telah membeli tiket. Selain itu, penyelenggara akan memberi ribuan tiket gratis kepada para pekerja medis yang menjadi garda terdepan dalam penanganan krisis kesehatan di Inggris untuk menonton balapan di Silverstone tahun depan.
Sebelumnya, penyelenggara Grand Prix Prancis menyatakan telah resmi membatalkan balapan F1 di Sirkuit Paul Ricard menyusul perpanjangan karantina wilayah dan larangan mengelar ajang besar di negara itu hingga pertengahan Juli.
Prancis menjadi seri ketiga yang batal di kalender setelah Australia dan Monako. Tujuh seri lainnya; Bahrain, China, Vietnam, Belanda, Spanyol, Azerbaijan, dan Kanada, untuk sementara ditunda menunggu konfirmasi revisi jadwal dari F1.