Senin 27 Apr 2020 19:49 WIB

Mahasiswa Asing di Aceh Dapat Bantuan Sembako

Ada 107 mahasiswa asing yang tinggal di asrama di Aceh saat ini.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh. Ada 107 mahasiswa asing yang tinggal di asrama Unsyiah saat ini.
Foto: Unsyiah
Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Darussalam Banda Aceh. Ada 107 mahasiswa asing yang tinggal di asrama Unsyiah saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Tim Penangganan Covid-19 Aceh menyalurkan bantuan sembako untuk meringankan beban mahasiswa asing dan luar Aceh yang sedang melanjutkan studi di provinsi ujung paling barat Indonesia itu di tengah wabah corona. Dyah Erti Idawati yang juga istri Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah , didampingi Asisten II Serda Aceh T Ahmad Dadek mengantar bantuan sembako tersebut.

"Bantuan yang diserahkan kepada mahasiswa yang saat ini masih tinggal di Asrama Mahasiswa Unsyiah ini bersumber dari urunan pejabat eselon 3 dan 4 Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA)," kata Dyah di wakil ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Aceh, Banda Aceh, Senin.

Baca Juga

Bantuan yang diserahkan tersebut terdiri dari 500 kilogram beras, 200 liter minyak goreng, 1.500 telur, dan satu kotak berisi ratusan lembar masker. Nantinya, bantuan akan dibagikan oleh pengelola asrama kepada masyarakat yang tinggal di sekitar asrama.

"Kami berharap kita semua bisa ikut aktif mengampanyekan pentingnya memakai masker, guna memutus mata rantai Covid-19 di Aceh khususnya dan Indonesia umumnya," kata Dyah.

Di lain sisi, Dyah juga meminta kepada seluruh mahasiswa yang masih tinggal di asrama tidak pulang di tengah pandemi corona. Ia mengajak agar mereka tetap bersabar dalam melewati ujian tersebut.

"Doakan semoga wabah ini cepat berlalu. Insya Allah begitu wabah ini selesai, kita bisa kembali beraktivitas seperti biasa," kata dia.

Pengelola asrama, Amiruddin, mengatakan bahwa sedikitnya ada 107 mahasiswa yang masih tinggal di asrama mahasiswa Unsyiah. Ada 60 mahasiswa luar negeri dan 47 mahasiswa yang berasal dari luar Aceh.

Amiruddin menyebutkan mahasiswa yang masih bertahan tersebut dari Zambia, Nigeria, Malaysia, Timor-Timur, Tajikistan, Thailand, Kenya, Senegal, Afghanistan, dan beberapa negara lain. Sementara itu, mahasiswa dari provinsi lain di Indonesia antara lain berasal dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa Tengah.

Selain 107 mahasiswa tersebut, di asrama juga masih ada lima mahasiswa lokal. Mereka adalah Resimen Mahasiswa yang bertugas di pos asrama Unsyiah.

Marinus Heluka, mahasiswa FKIP Sejarah asal Papua, menyatakan bahwa selama di asrama, aktivitas mereka adalah belajar secara daring, berolahraga, dan membersihkan lingkungan asrama.

"Kami melakukan aktivitas belajar dan gotong royong demi menjaga kebersihan supaya terhindar dari Covid-19," kata Marinus yang juga ketua Himpunan Mahasiswa Papua Aceh itu.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement