Selasa 28 Apr 2020 04:19 WIB

Pekerja Pabrik AS Pilih untuk Tetap Bekerja Selama Pandemi

Pekerja memilih aktif memproduksi bahan polimer yang digunakan dalam pasokan medis. 

Rep: Puti Almas/ Red: Friska Yolandha
Seorang lelaki mengenakan pakaian gaya kolonial mengibarkan bendera saat demonstrasi Liberate Minnesota di St. Paul, Minn., Jumat (17/4). Semakin banyak protes yang dipentaskan di seluruh Amerika Serikat untuk menentang peraturan yang menganjurkan dirumah saja saat masa pandemic virus Corona.
Foto: Evan Frost / Minnesota Public Radio via AP
Seorang lelaki mengenakan pakaian gaya kolonial mengibarkan bendera saat demonstrasi Liberate Minnesota di St. Paul, Minn., Jumat (17/4). Semakin banyak protes yang dipentaskan di seluruh Amerika Serikat untuk menentang peraturan yang menganjurkan dirumah saja saat masa pandemic virus Corona.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19), warga Amerika Serikat (AS) nampaknya telah mulai terbiasa melakukan segala aktivitas, mulai dari belajar, hingga bekerja dari rumah. Seperti di Virginia Barat, sejumlah karyawan pabrik harus menetap di tempat tinggal masing-masing selama hampir satu bulan. 

Namun, ada lebih dari 40 karyawan di fasilitas Braskem America dekat Kenova telah mengajukan diri untuk tetap berada di pabrik sejak 31 Maret lalu. Mereka memilih ingin bekerja secara aktif dan membantu meningkatkan produksi bahan polimer yang digunakan dalam pasokan medis. 

Para pekerja bertukar shift selama 12 jam. Bahan-bahan yang diproduksi dengan bantuan mereka digunakan dalam produksi masker, serta alat pelindung diri lainya seperti bahu, hingga kemasan makanan. 

Perusahaan telah meningkatkan upah pekerja dan menyediakan tempat tidur, bahan makanan, dapur yang berfungsi penuh. Tak ketinggalan, Ipad dan akses internet berkecepatan tinggi tersedia untuk mereka. 

Meski memilih tetap berada di pabrik, para pekerja akan diizinkan pulang jika mengalami masalah kesehatan, maupun ada keadaan darurat lainnya.  

AS menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar saat ini, dengan 987.160 dikonfirmasi dan terdapat 55.413 kematian. Sementara, jumlah pasien yang dinyatakan pulih adalah 11.781. 

Bagi kebanyakan orang, Covid-19 hanya menimbulkan gejala ringan atau sedang, seperti demam dan batuk. Tetapi, sebagian  lainnya, terutama orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan masalah kesehatan yang telah ada sebelumnya, infeksi virus dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah, termasuk pneumonia, bahkan kematian. 

Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, Cina pada Desember 2019. Sejak saat itu virus terus menyebar secara global. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement