Rabu 29 Apr 2020 12:59 WIB

Anggota Parlemen India: Jangan Beli Sayuran dari Muslim

Pernyataan anggota parlemen India soal jangan beli sayuran dari muslim dikecam.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Anggota Parlemen India: Jangan Beli Sayuran dari Muslim. Foto:  Warga muslim meninggalkan lingkungan rumahnya yang mayoritas warga Hindu pascabentrok massa pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan India berujung rusuh di New Delhi, India.
Foto: Rajat Gupta/EPA EFE
Anggota Parlemen India: Jangan Beli Sayuran dari Muslim. Foto: Warga muslim meninggalkan lingkungan rumahnya yang mayoritas warga Hindu pascabentrok massa pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan India berujung rusuh di New Delhi, India.

REPUBLIKA.CO.ID,NEW DELHI -- Anggota parlemen India di Negara Bagian Uttar Pradesh dari Partai Bharatiya Janata, Suresh Tiwari, mengeluarkan pernyataan kontroversial melalui rekaman video yang beredar. Dalam video, dia meminta warganya tidak membeli sayuran dari Muslim di tengah karantina nasional atau lockdown yang diberlakukan di India.

"Ingat satu hal. Saya memberi tahu semua orang secara terbuka. Tidak perlu membeli sayuran dari Miyas (Muslim)," kata Suresh Tiwari dari kota Deoria dalam video, sebagaimana dilansir Anadolu Agency, Rabu (29/4).

Baca Juga

Muslim India telah menjadi sasaran di berbagai daerah di India menyusul laporan wabah Covid-19 pada pertemuan keagamaan di New Delhi bulan lalu yang diselenggarakan oleh Jamaah Tabligh. Laporan dan rumor palsu yang menuduh komunitas Muslim sebagai penyebar virus telah tersiar luas sejak pertemuan tersebut.

Juru Bicara Partai Samajwadi, Anurag Bhadoriya mengatakan pihak berwenang harus menggugat Tiwari karena berbicara melawan komunitas tertentu. "Pada masa krisis ini, dia sibuk menyebarkan kebencian terhadap komunitas tertentu. Ini menunjukkan seberapa besar dia peduli pada kemanusiaan," kata Bhadoriya kepada Anadolu Agency.

Sementara itu, Juru Bicara Parta Samajwadi dari Uttar Pradesh, Rakesh Tripathi, mengatakan semua orang harus menghindari berbicara hal-hal seperti itu. "Salah bicara seperti itu ketika kita berjuang melawan pandemi, ini tidak baik untuk masyarakat," ucap dia.

Perdana Menteri India Narendra Modi sebelumnya mengatakan, penyebaran wabah Covid-19 tidak melihat ras, agama, warna kulit, kasta, akidah, bahasa atau perbatasan. "Respons dan perilaku kita harus memperhatikan pada persatuan dan persaudaraan. Kita bersama dalam hal ini," kata Perdana Menteri Narendra Modi pekan lalu.

India menghadapi kondisi di mana banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan kelaparan akibat pandemi wabah Covid-19 dan pemberlakuan lockdown. Penjual sayuran Muslim dan pemilik toko kecil disebut-sebut menjadi yang paling parah terkena dampak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement