REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Memasuki enam hari penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Coronavirus Disease (Covid-19) perekonomian terus melesu di Makassar, Sulawesi Selatan. PSBB telah berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat.
"Ada beberapa penurunan seperti harga ikan, sayur, dan harga pangan lainnya, disebabkan permintaan menurun. Misalnya, usaha restoran permintaan barangnya tidak berjalan seperti biasanya," ujar Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar M Iqbal Suhaeb saat rapat virtual dengan TPID se-Sulsel melalui video conference, di Makassar, Rabu (29/4).
Ia juga menyampaikan dalam rapat yang membahas ketersediaan bahan pangan di masa Ramadhan, bahwa di tengah pandemi Covid-19. Kendati ada penurunan harga, namun bahan pokok lainnya justru mengalami kenaikan harga.
Untuk harga beras, kata dia, sejauh ini masih stabil, meski beberapa di antaranya mengalami kenaikan seperti harga beras kepala dari Rp 10 ribu per kilogram naik menjadi Rp 11.500 ribu per kilogram. Tetapi beras medium malah mengalami penurunan dari harga Rp 9 ribu turun menjadi Rp 8.800 ribu per kilogram.
Untuk kebutuhan gula pasir kemasan terbatas di pasaran, bahkan banyak konsumen mesti mencari gula di tempat lain. Yaitu dengan membeli gula curah, kendati pembelian dibatasi secara ketat.
Sementara untuk harga daging, lanjut Iqbal, mengalami kenaikan, tetapi harga daging ayam malah mengalami penurunan. Demikian pula harga telur ayam ras mengalami kenaikan sedangkan telur ayam kampung mengalami penurunan.
Guna menyiasati permintaan masyarakat akan ketersediaan bahan pokok di masa PSBB, Pemerintah Kota Makassar telah bekerja sama dengan sejumlah perusahaan penyedia jasa belanja daring untuk memudahkan masyarakat berbelanja berbagai kebutuhan pangan, baik secara online, cashless, maupun cash on delivery atau pengantaran di pasar tradisional.
"Berbelanja melalui aplikasi online telah disiapkan pada pasar-pasar tradisional di Kota Makassar. Ini memudahkan masyarakat di masa PSBB bisa terpenuhi kebutuhannya dengan harga yang terbilang stabil," tambah mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel.
Hasil pantauan di dua pasar tradisional yakni Pa'baeng-baeng dan Terong, terlihat masih sangat ramai sejak pagi tadi. Meski diberikan pembatasan hingga pukul 10.00 WITA, tidak menyurutkan orang berbelanja kebutuhan pokok, walupun harga merangkak naik dan lainnya malah menurun, tapi tetap saja jaga jarak diabaikan.
Selain itu, masih banyak pedagang membuka dagangannya melewati batas waktu yang ditentukan. Pembatasan jarak fisik hanya slogan, orang malah berkerumun. Bahkan tidak ada ketegasan petugas di tempat memberikan peringatan.