Rabu 29 Apr 2020 17:48 WIB

Mengenal Bajak Laut Muslim pada Masa Utsmani

Ada diantara mereka perompak Eropa yang masuk Islam

Queensland bersiap jadi lokasi rumah bagi para bajak laut ini.
Foto: Foto: pirate.disney.com
Queensland bersiap jadi lokasi rumah bagi para bajak laut ini.

REPUBLIKA.CO.ID, Semasa pemerintahan Kekhilafahan Utsmaniyah, ada sejumlah bajak laut Muslim yang pernah menguasai lautan Mediterania. Mereka dikenal sebagai pelaut yang amat disegani pada zamannya.

Basis operasi mereka mencakup kawasan pantai utara Afrika, seperti Tunis, Rabat, Tripoli, dan Aljir. Kebanyakan dari mereka adalah orang Turki dan perompak asal Eropa yang masuk Islam. Berikut adalah sederet nama bajak laut Muslim yang hidup antara abad ke-15 hingga abad ke-17, seperti dikutip laman muslim.com.

Hayreddin Barbarossa dan Oruç Barbarossa

Kedua bajak laut berdarah Yunani ini dikenal sebagai "Barbarossa Bersau dara". Julukan "Barbarossa" pertama kali disematkan kepada Oruç (1474–1518) karena jenggotnya yang berwarna merah. Dalam bahasa Italia, kata tersebut memang memiliki arti "berjenggot merah".

Semasa hidupnya, Oruç kerap di pang gil dengan sebutan "Baba Oruç" (Bapa Oruç) karena kemurahan hatinya menyelamatkan para pengungsi Andalusia dari penindasan penguasa Nasrani Spanyol di masa Recon quista. Dia membantu menyeberangkan sejumlah besar kaum Muslim dan Yahudi dari Spanyol menuju daratan Afrika Utara. Dengan bantuan Kesultanan Utsmaniyah, Oruç berhasil merebut Aljir pada 1516. Sejak saat itu, ia menjadi penguasa di wilayah itu dan kemudian menahbiskan diri sebagai sultan Aljir. Dua tahun berselang, ia dibunuh oleh tentara Spanyol.

Setelah Oruç wafat, julukan "Barbarossa" kemudian diambil alih oleh adik laki-lakinya, Hayreddin (1478–1546). Hayreddin selanjutnya meneruskan misi sang kakak memerangi bangsa Spanyol dan memperluas wilayah Kerajaan Aljir. Selama lebih dari 30 tahun, Hayreddin berhasil memperkokoh kekuasaan maritim Kesultanan Utsmaniyah, mulai dari Laut Hitam sampai ke Pantai Atlantik di Maroko.

Suleyman Reis

Perompak yang satu ini terlahir dengan nama Ivan Dirkie de Veenboer. Dia berasal dari Hoorn, sebuah kota di Belan da. De Veen boer masuk Islam saat menjalani petualangan lautnya di Aljir, lalu mengubah namanya menjadi Suleyman. Pada 1607–1620, ia ditunjuk menjadi laksamana besar Kesultanan Utsmaniyah dan memperoleh gelar "Reis" di belakang namanya itu. Dalam tradisi masyarakat Turki Utsmaniyah, gelar tersebut memang hanya disematkan kepada kapten atau laksamana besar kesultanan.

Murat Reis

Jan Janszoon adalah seorang bajak laut asal Belanda yang masuk Islam. Setelah menjadi Muslim, ia mengganti namanya menjadi Murat Reis. Sebagian masa hidupnya dihabiskan dengan berlayar bersama Suleyman Reis. Pada 1619– 1627, ia berhasil meraih jabatan sebagai laksamana besar Republik Salé, sebuah negara kecil yang terletak di kawasan pesisir Maghribi (Maroko sekarang— Red).

Kurto lu Muslihiddin Reis

Kurto lu Muslihiddin Reis (1487– 1535) me miliki hubungan persahabatan baik de ngan Barbarossa Bersaudara. Selain menjabat laksamana Kesultanan Utsmaniyah, ia juga pernah ditunjuk menjadi gubernur Provinsi Rhodes pada 1522. Setelah penaklukan Mesir pada 1517, Kurto lu diangkat sebagai pang lima Angkatan Laut Mesir oleh Pemerintah Utsmaniyah. Dia juga merintis pembentukan Armada Laut Utsmaniyah di Samudra Hindia.

sumber : Pusat Data Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement