REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) menyarankan agar kita lebih banyak bergaul dengan fakir miskin dan dhuafa. Karena hal itu, menurutnya, dapat menghidupkan hati dan dapat meningkatkan solidaritas kita kepada sesama manusia, terutama kepada orang-orang yang lemah dalam hal ekonomi.
"Sekarang latihan kita semua adalah mari kita lebih sering bergaul dengan saudara-saudara kita yang pahit hidupnya, yang fakir, miskin dan mereka bergaulnya itu asli," kata Aa Gym saat menyampaikan Syiar Dakwah Ramadhan "Solidaritas Umat" yang disiarkan Komisi Dakwah MUI melalui Zoom Meeting, Rabu malam (29/4).
Aa Gym mengatakan jika kita menginginkan umat Islam semua bergerak dengan solidaritas, maka harus banyak bergaul dengan orang-yang lemah. Menurutnya, solidaritas umat Islam saat ini sudah bagus, namun mesti ditingkatkan lagi.
"Alhamdulillah sekarang kita sudah bagus tetapi sebetulnya kalau kita dengar, potensi kita harusnya lebih bagus lagi," ujarnya.
Pendiri pondok pesantren Daarut Tauhid ini menyampaikan, ajakan banyak bergaul dengan orang miskin itu merupakan tujuh wasiat Rasulullah kepada sahabatnya Abu Dzar ra. Dari tujuh wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar, yang pertama adalah supaya mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka.
"Anjuran dekat dengan orang miskin ini seperti wasiat Rasulullah kepada Abu Dzar, di antara tujuh wasiatnya itu kan wasiat pertama cintai dan bergaullah dengan orang miskin," katanya.
Aa Gym menyarankan, ketika kita sedang bergaul dengan orang miskin, maka jangan merasa diri kita lebih dari mereka. Akan tetapi kita harus merasa bergaul dengan saudara-saudara kita yang sulit hidupnya, memiliki banyak keterbatasan termasuk keterbatasan fisik itu lebih penting.
"Karena itu sangat menghidupkan hati. Dari kecintaan kepada merekalah, lahir senang berbuat kebaikan," katanya.
Karena jika kita hanya bergaul dengan orang-orang yang kaya, pejabat, dan artis, maka dapat dipastikan kepekaan kita terhadap derita orang akan terasa susah. Untuk itu, pada situasi sekarang ini bisa menjadi kesempatan untuk banyak bergaul dengan fakir miskin dan dhuafa.
"Dalam situasi seperti ini itu bagus sekali kalau anak-anak, keluarga, siapa pun diajak untuk membaca, mendengar dan melihat sendiri derita orang-orang lain," katnya.