REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump menyampaikan ultimatum terhadap pemimpin Arab Saudi. Tindakan Trump seiring dengan tekanan negaranya terhadap Saudi agar menghentikan perang harga minyak dengan Rusia.
Menurut sejumlah sumber, dalam pembicaraan telepon dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS), pada 2 April lalu, Trump menyatakan jika OPEC tak segera memangkas produksi ia tak punya kuasa menghentikan anggota parlemen meloloskan rancangan undang-undang untuk menarik pasukan AS dari Saudi.
Trump menyampaikan pesan itu kepada MBS sepuluh hari sebelum pengumuman pengurangan produksi minyak. MBS menyikapi serius ancaman itu dan memerintahkan para pembantunya keluar ruangan dan ia melanjutkan pembicaraan empat mata dengan Trump.
Pada Rabu (29/4) malam dalam sebuah wawancara dengan Trump di Gedung Putih, Reuters menanyakan soal ultimatumnya itu kepada MBS bahwa ia bakal menarik pasukan AS dari Saudi, Trump menjawab,’’ Saya tak harus mengatakan itu kepadanya.’’
Trump menambahkan,’’ Saya pikir dia dan Presiden Putin, Vladimir Putin melakukan tindakan yang masuk akal (mengurangi produksi minyak). Mereka tahu memiliki masalah yang harus dipecahkan dan kemudian terjadi.’’
Saat ditanya apa yang disampaikan kepada MBS saat itu, Trump menyatakan,’’ Mereka menghadapi situasi sulit untuk melakukan kesepakatan. Saya bicara melalui telepon dengan dia dan kami bisa mencapai kesepakatan soal pemangkasan produksi minyak itu.’’
Seorang pejabat Saudi menuturkan, kesepakatan pemangkasan produksi minyak merupakan kehendak seluruh anggota OPEC. "Saudi, AS, dan Rusia memiliki peran penting di OPEC dalam pengurangan produksi itu.’’
Secara terpisah, seorang pejabat senior AS mengungkapkan, Trump mengingatkan Saudi tanpa pemangkasan produksi minyak, tak ada jalan bagi Trump mengadang Kongres menetapkan pembatasan yang bisa memicu penarikan pasukan dari Saudi.
Sepekan sebelum Trump berbicara dengan MBS, senator dari Partai Republik yakni Kevin Cramer dan Dan Sullivan mengajukan rancangan legislasi untuk menarik semua pasukan AS, rudal Patriot dan sistem pertahanan antirudal dari Saudi kecuali mereka mau memangkas produksi minyaknya untuk menjaga harga minyak.