REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 di Rumah Sakit Al-Ihsan Kabupaten Bandung kabur dari ruang perawatan, Rabu (29/4) sore. Pasien tersebut nekat kabur melalui jendela ruang perawatan lantai tiga kemudian loncat berpegangan ke pohon palem dan turun untuk pergi dari rumah sakit.
"Masuk Senin, Rabu kabur. Dia habis cuci darah karena sesak dan batuk pilek di rontgen dan mengarah ke Covid-19 akhirnya dirawat," ujar Apen Afgani Ridwan, tim Satgas Covid-19 Rumah Sakit Al-Ihsan saat dihubungi, Jumat (1/5).
Menurutnya, pihak rumah sakit melakukan tes cepat atau rapid test terhadap pasien yang bersangkutan dengan hasil negatif covid-19. Namun pihaknya melanjutkan tes swab kepada pasien tersebut dan tengah menunggu hasilnya sebab harus menunggu terlebih dahulu.
"Rapid test negatif, swab diambil hasilnya belum ada," katanya. Ia mengungkapkan, selama di rawat pasien tersebut tanpa alasan yang jelas meminta pulang. Namun, pihak rumah sakit tetap menyarankan untuk tetap dirawat di rumah sakit.
Bahkan, ia mengatakan tim medis sempat mengingatkan jika pasien tidak mengikuti arahan untuk dirawat maka penanganan cuci darah yang rutin dilakukan akan dihentikan. Namun, pasien tersebut masih kekeuh ingin pulang.
"Perawat terus menjelaskan harus tetap dirawat tapi tetap keukeuh ingin pulang. Bahkan, dia ngancam kalau enggak boleh pulang, mau bunuh diri," katanya.
Apen mengaku khawatir akan terjadi hal yang tidak diinginkan sehingga meminta keluarga yang bersangkutan datang untuk membahas pasien tersebut. Saat menunggu keluarganya datang, ia mengungkapkan pasien tersebut langsung kabur melalui jendela dan loncat ke pohon palem agar bisa turun ke bawah.
Namun katanya saat ini pasien tersebut sudah kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Menurutnya, pasien yang kabur dijemput oleh tenaga medis Al-Ihsan.
Apen menambahkan, sejauh ini jumlah PDP yang dirawat di Al-Ihsan mencapai 128 orang dan yang tersisa masih dirawat sekitar 38 orang. Katanya, sebagian pasien tersebut sudah pulang dan juga ada yang meninggal namun bukan karena covid-19.
Sedangkan yang positif katanya sebanyak 5 orang. Ia mengaku sekitar 38 orang tenaga medis disiapkan untuk menangani pasien covid-19 dan ketersediaan alat pelindung diri saat ini relatif aman tersedia.