REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat sedang mematangkan konsep Posyandu Keliling untuk meminimalisasi kerumunan di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah Jawa Barat. Menurut Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil, kesehatan balita dan ibu hamil menjadi concern TP PKK Provinsi Jawa Barat.
Meskipun kesehatan termasuk sektor yang dikecualikan, kata dia, namun balita dan ibu hamil tetap rentan secara daya tahan tubuh ketika harus berada di tengah kerumunan orang. Oleh karena itu, Posyandu Keliling diyakini menjadi solusi jitu.
Menurut Atalia, layanan posyandu untuk monitoring kesehatan balita dan ibu hamil tidak boleh berhenti di tengah PSBB.
“Posyandu hadir untuk memastikan tumbuh kembang balita bisa terpantau termasuk para ibu hamil juga harus terus dipantau. Kami sedang mematangkan program yang namanya Posyandu Keliling,” ujar Atalia.
Dengan konsep Posyandu Keliling, kata dia, kader posyandu dibantu Pendamping Kader Posyandu (PKP) akan jemput bola secara door to door ke rumah warga .
“Ini door to door. Ini tidak mudah, kader akan sangat lelah. Tapi karena kami memiliki jejaring luar biasa, kami punya kader posyandu, punya PKP, sehingga balita dan bumil bisa terus kita pantau,” katanya.
Posyandu Keliling ini, kata dia, akan disupervisi oleh dinas kesehatan dan puskesmas di kabupaten/kota. Termasuk layanan Posyandu Keliling imuninasi balita.
“Jadi harapannya, termasuk imunisasi yang tidak boleh terlewat itu bisa terus dilakukan, bekerja sama dengan dinas kesehatan dan tentu saja dengan puskesmas masing-masing,” kata Atalia seraya berharap ini bisa terus terjaga terkait dengan kesehatan ibu hamil dan juga balita.