Sabtu 02 May 2020 06:06 WIB

PSBB Provinsi, Jabar Siapkan Posyandu Keliling

Posyandu untuk monitoring balita dan ibu hamil tidak boleh berhenti saat PSBB.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi
Foto: Blogspot
Relawan di Posyandu sedang bertugas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat sedang mematangkan konsep Posyandu Keliling untuk meminimalisasi kerumunan di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai daerah Jawa Barat.  Menurut Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Ridwan Kamil, kesehatan balita dan ibu hamil menjadi concern TP PKK Provinsi Jawa Barat.

Meskipun kesehatan termasuk sektor yang dikecualikan, kata dia, namun balita dan ibu hamil tetap rentan secara daya tahan tubuh ketika harus berada di tengah kerumunan orang. Oleh karena itu, Posyandu Keliling diyakini menjadi solusi jitu.

Baca Juga

Menurut Atalia, layanan posyandu untuk monitoring kesehatan balita dan ibu hamil tidak boleh berhenti di tengah PSBB. 

“Posyandu hadir untuk memastikan tumbuh kembang balita bisa terpantau termasuk para ibu hamil juga harus terus dipantau. Kami sedang mematangkan program yang namanya Posyandu Keliling,” ujar Atalia.

Dengan konsep Posyandu Keliling, kata dia, kader posyandu dibantu Pendamping Kader Posyandu (PKP) akan jemput bola secara door to door ke rumah warga .

“Ini door to door. Ini tidak mudah, kader akan sangat lelah. Tapi karena kami memiliki jejaring luar biasa, kami punya kader posyandu, punya PKP, sehingga balita dan bumil bisa terus kita pantau,” katanya.

Posyandu Keliling ini, kata dia, akan disupervisi oleh dinas kesehatan dan puskesmas di kabupaten/kota. Termasuk layanan Posyandu Keliling imuninasi balita.

“Jadi harapannya, termasuk imunisasi yang tidak boleh terlewat itu bisa terus dilakukan, bekerja sama dengan dinas kesehatan dan tentu saja dengan puskesmas masing-masing,” kata Atalia seraya berharap ini bisa terus terjaga terkait dengan kesehatan ibu hamil dan juga balita.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement