Ahad 03 May 2020 09:55 WIB

Kiat Menjaga Keamanan Data di Facebook

Sadar atau tidak, orang-orang dilacak secara daring ketika berada di media sosial.

Rep: Noer Qomariah K/ Red: Indira Rezkisari
Facebook. Pengguna masih jarang menyadari Facebook memonitor aktivitas penggunanya.
Foto: EPA
Facebook. Pengguna masih jarang menyadari Facebook memonitor aktivitas penggunanya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang di seluruh dunia gemar menggunakan media sosial untuk menggunakan Facebook untuk berinteraksi dengan teman, keluarga dan bertemu dengan komunitas daring. Berdasarkan data dari We Are Social, hingga Januari 2020 Facebook memiliki pangsa pasar besar di Indonesia dengan jumlah pengguna hingga 130 juta orang.

Tetapi pengguna masih jarang menyadari Facebook memonitor aktivitas pengguna, termasuk ketika seseorang mengunjungi sebuah situs dan mereka menggunakan informasi tersebut untuk melengkapi profil penggunanya. Data-data tersebut dipakai untuk meningkatkan kualitas produk dan keperluan iklan.

Baca Juga

Sadar atau tidak, orang-orang dilacak secara daring ketika mereka berada di media sosial. Facebook mengetahui informasi pengguna, seperti nama, usia dan tanggal lahir.

Selain itu tombol Like dan Share milik Facebook yang muncul pada situs belanja, berita dan lainnya tetap terhubung dengan pelacak Facebook. Bahkan ketika tidak digunakan, Facebook tetap menggunakan tombol-tombol untuk melacak pengguna.

Seperti dalam siaran pers yang diterima oleh Republika, beberapa waktu lalu, sebuah cookie dapat memuat beberapa informasi seperti waktu pengguna mengunjungi situs web, berapa lama mereka berada di dalamnya, lokasi pengguna, laman yang dikunjungi, bahkan semua tautan yang diklik di situs lain. Facebook, seperti situs lainnya, menggunakan cookies untuk memantau pengguna.

Namun permasalahannya adalah Facebook juga meletakkan cookies pada komputer pengguna jika mereka menggunakan produk-produk Facebook termasuk situs web dan aplikasi atau sekedar mengunjunggi situs web dan aplikasi yang menggunakan produk-produk Facebook.

Praktik pelacakan lainnya adalah menempatkan kode pelacak dengan diam-diam menulis ulang tautan artikel yang muncul di halaman Facebook. Dengan cara ini, mereka dapat melacak apakah pengguna menyukai artikel tersebut atau tidak, mengerti sifat dan preferensi pengguna melalui pengecekkan kode aktivitas pengguna pada situs web. Data-data ini lalu digunakan sebagai informasi bagi Facebook Analytics sehingga menghasilkan banyak informasi yang sesuai dengan minat pengguna yang muncul di lini waktu.

Kemudian cara melindunginya bisa menggunakan Facebook Container. Ini adalah sebuah ekstensi Firefox buatan Mozilla yang membantu pengguna memisahkan situs Facebook (termasuk Instagram dan Messenger) dari web lainnya, sehingga dapat membatasi kemampuan Facebook untuk melacak penggunanya di web.

Ketika pengguna memasang ekstensi tersebut di Firefox dan membuka Facebook, media sosial tersebut akan terbuka di dalam sebuah tab (container) khusus. Jika pengguna mengunjungi tautan yang mengarahkan mereka ke Facebook, maka tautan juga akan terbuka dalam tab khusus tersebut.

Dengan demikian Facebook akan terisolasi dalam satu tab, sehingga fitur like, share dan widget Facebook lainnya yang tertanam pada website lain tidak dapat terhubung dengan akun Facebook pengguna. Ekstensi ini merupakan cara yang cerdas bagi pengguna untuk tetap terhubung di Facebook tanpa harus mengorbankan privasi daringnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement