LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat, Umuh Muchtar, mengomentari nasib kompetisi musim 2020 yang masih 'abu-abu'. Saat ini masa depan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 musim ini masih belum ada kejelasannya.
Imbas pandemi virus corona, seluruh kegiatan sepak bola Tanah Air ditangguhkan untuk sementara waktu. Penangguhan ini sudah terjadi pada kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 yang sebelumnya terpaksa dihentikan.
Untuk nasib kompetisi sepak bola Tanah Air ini sedianya bergantung pula pada ketetapan pemerintah. Pasalnya, bila pemerintah memperpanjang masa darurat Covid-19 maka dengan terpaksa PSSI bakal secara resmi membatalkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020.
Karenanya, mantan manajer Persib Bandung itu menanggapi kemungkinan terburuk untuk kompetisi musim 2020 ini. Untuk segala kemungkinan ini, Umuh mengatakan, pihaknya akan menerima segala keputusan dengan legawa, termasuk bila kompetisi Liga 1 musim 2020 ini dihentikan total.
"Apapun (anjuran) pemerintah, apa yang sudah dituangkan kemarin kalau sekarang diperpanjang dari aturan kemarin, tidak masalah. Kita ngikutin saja kalaupun kita memaksakan sekarang main tanpa penonton juga," kata Umuh melalui smabungan telepon, Jumat (1/5/2020).
Di sisi lain, Umuh tak menampik dalam situasi sulit ini, mayoritas tim memang membutuhkan suntikan finansial. Pasalnya, pemasukan terbesar klub berasal dari penjualan tiket dan hak siar. Namun, kini pemasukan tersebut hilang imbas pandemi covid-19. Alhasil, kondisi ini pula yang mempengaruhi kesepakatan dengan mitra sponsor.
Sementara itu, Umuh menilai, pertandingan tanpa penonton bukan opsi terbaik bagi klub. Justru opsi laga tanpa penonton membuat klub merugi karena tidak ada penjualan tiket. Sementara untuk menyiarkan pertandingan, sebuah klub harus mengeluarkan biaya banyak dalam satu pertandingan sedangkan pemasukan amat minim.
"Memang klub-klub juga membutuhkan dari tiket penonton. Sekarang kalau ada pertandingan seperti itu (pertandingan tanpa penonton) kita juga ada biaya-biaya yang lainnya. Banyak biaya juga. Di sini kalau keputusan diperpanjang (masa tunda), apa boleh buat. Karena kalau kita maksakan juga tanpa penonton, saya tidak masalah, tapi mungkin berisiko juga," kata Umuh.
Umuh mengatakan, selama situasi ini risiko terbesar meliputi keselamatan tim. Pasalnya bila pandemi virus corona masih belum mereda saat kompetisi berlanjut, bukan tidak mungkin penyebaran virus corona tak terkendali. Bahkan masalah akan bertambah besar ketika salah satu pemain atau ofisial tim dinyatakan terinveksi covid-19 usai pertandingan.
"Risikonya apa, Kalau dipaksakan, kalau nanti ada kejadian. Salah satu pemain atau ofisial yang kena. Itu yang menjadi masalah. Menurut saya, apa yang pemerintah anjurkan ya kita ngikutin aja, pasrah aja lah," ujarnya.