Senin 04 May 2020 10:25 WIB

Rupiah Terkoreksi Dekati Rp 15 Ribu

Investor khawatir dengan pelonggaran karantina wilayah di beberapa negara.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (4/5) pagi terkoreksi mendekati Rp 15.000 per dolar AS dibayangi sentimen negatif global.
Foto: ANTARA/nova wahyudi
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (4/5) pagi terkoreksi mendekati Rp 15.000 per dolar AS dibayangi sentimen negatif global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (4/5) pagi terkoreksi mendekati Rp 15.000 per dolar AS dibayangi sentimen negatif global. Pada pukul 9.39 WIB, rupiah melemah 113 poin atau 0,76 persen menjadi Rp 14.995 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.882 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, sentimen negatif kelihatannya membayangi pergerakan pasar keuangan hari ini. "Pasar khawatir dengan pelonggaran karantina wilayah di beberapa negara akan menimbulkan kasus corona gelombang kedua," ujar Ariston.

Baca Juga

Selain itu, pasar juga mengkhawatirkan ketegangan hubungan antara AS dan China belakangan ini. Pasalnya, provokasi AS akan memicu perang dagang lagi antar kedua negara.

Pasar juga mengantisipasi buruknya data-data ekonomi di AS dan di negara-negara pandemi lainnya yang akan dirilis pekan ini, seperti data tenaga kerja, data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur, neraca perdagangan, dan data lainnya. "Rupiah mungkin bisa melemah mengikuti sentimen negatif tersebut," kata Ariston.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini akan berpotensi tertekan menuju level Rp 15.000 per dolar AS dan level dukungan di Rp 14.800 per dolar AS. Pada akhir pekan lalu (30/4), rupiah ditutup menguat signifikan 413 poin atau 2,7 persen menjadi Rp 14.882 per dolar AS dari sebelumnya Rp 15.295 per dolar AS.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement