Senin 04 May 2020 19:15 WIB

RS di Overload, Pemkot Surabaya Siapkan Kamar Hotel

Pemkot siapkan 265 kamar hotel untuk ruang isolasi pasien positif Covid-19.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Surabaya Muhammad Fikser (kiri).
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Surabaya Muhammad Fikser (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan 265 kamar hotel untuk ruang isolasi menyusul ruang isolasi untuk perawatan pasien Covid-19 di seluruh rumah sakit rujukan di Kota Pahlawan, Jawa Timur, mengalami kelebihan kapasitas.

"Jadi kita sudah siapkan ada 265 kamar hotel untuk ruang isolasi. Untuk saat ini sudah ada 36 orang yang masuk (isolasi) ke hotel," kata Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya M. Fikser di Balai Kota Surabaya, Senin (4/5).

Fikser menjelaskan overload-nya ruang isolasi di seluruh rumah sakit di Surabaya karena jumlah bed atau tempat tidur yang ada terbatas. Apalagi, lanjut dia, pasien orang dalam pemantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) maupun positif Covid-19 harus dirawat di ruangan khusus untuk mencegah terjadinya penularan.

Saat ini jumlah pasien yang masuk rumah sakit terkait kasus Covid-19 di Surabaya sekitar 798 orang, sedangkan jumlah bed yang ada di seluruh ruang isolasi di rumah sakit Surabaya berjumlah 403 buah.

"Karena ruang isolasi itu tak hanya digunakan untuk merawat pasien positif Covid-19, tapi juga ODP dan PDP juga harus dimasukkan ke dalam ruang isolasi. Sehingga dari jumlah 798 pasien yang dirawat, terjadi kelebihan kapasitas 395," kata Fikser.

Namun begitu, Fikser memastikan, bahwa pihaknya tetap berupaya maksimal untuk menambah jumlah bed di ruang isolasi pada rumah sakit milik Pemerintah Kota Surabaya. Bahkan, rumah sakit milik swasta juga sedang melakukan hal yang sama dengan rencana penambahan bed. "RSUD dr. Soewandhie dan RSUD BDH (Bhakti Dharma Husada) masih dalam proses renovasi pengembangan, begitu juga di rumah sakit (swasta) yang lain," katanya.

Fikser menjelaskan, untuk RSUD dr. Soewandhie, saat ini jumlah bed di ruang isolasi sekitar 22 buah. Rencananya, jumlah bed di ruang isolasi rumah sakit ini ditambah 20 buah, sehingga ke depan totalnya berjumlah 42 buah. "Sedangkan di RSUD BDH Surabaya, kapasitas bed di ruang isolasi ada 20 buah. Rencana kita tambah 30 buah, jadi nanti jumlahnya sekitar 50 buah," katanya.

Menurutnya, karena Covid-19 merupakan virus yang tergolong berbahaya, makanya pasien harus ditempatkan di ruang isolasi khusus. Hal ini bertujuan untuk melindungi tenaga kesehatan (nakes) dari penularan virus tersebut. Selain mereka juga harus melindungi diri dengan menggunakan alat pelindung diri (APD). "Karena jika pasien tidak ditaruh di ruang isolasi bisa berbahaya, kasihan juga nakesnya karena mereka bisa merawat di situ berjam-jam," ujarnya.

Apalagi, kata dia, sekarang ini tidak hanya rumah sakit rujukan di Surabaya yang melakukan perawatan kasus Covid-19. Semua rumah sakit yang memiliki ruang isolasi juga melakukan halnya sama. Setidaknya ada 54 rumah sakit di Surabaya yang melakukan perawatan Covid-19.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement