Selasa 05 May 2020 16:31 WIB

Pakar Ingatkan Vaksin Covid-19 Mungkin tak akan Pernah Ada

Ekonomi global diingatkan agar bersiap andaikan vaksin Covid-19 tak pernah ditemukan.

Rep: Puti Almas, Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Vaksin (ilustrasi). Pakar kesehatan mengingatkan bahwa Covid-19 belum tentu akan ada vaksinnya.
Foto: topnews.in
Vaksin (ilustrasi). Pakar kesehatan mengingatkan bahwa Covid-19 belum tentu akan ada vaksinnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Utusan khusus untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), David Nabarro, mengatakan bahwa ekonomi global harus berpikir dan berasumsi bahwa vaksin Covid-19 tidak akan pernah ditemukan. Ia mengingatkan, pelaku ekonomi harus mempertimbangkan beragam cara untuk merespons virus corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19 sebagai ancaman konstan.

Nabarro mengatakan, masyarakat dunia perlu berada di posisi di mana mereka melakukan upaya untuk mempertahankan diri melawan Covid-19 sambil tetap melanjutkan kehidupan sehari-hari. Nabarro yang merupakan seorang profesor di bidang kesehatan di Imperial College London, Inggris juga merujuk ke beberapa virus yang tidak memiliki vaksin.

Baca Juga

Laporan menunjukkan bahwa beberapa vaksin saat ini sedang dalam tahap uji coba. Beberapa ahli masih optimistis mengingat fakta bahwa virus corona tipe baru yang menyebabkan Covid-19 tampaknya tidak bermutasi dalam kecepatan tinggi.

“Ada beberapa virus yang tidak memiliki vaksin. Kami tidak dapat membuat asumsi absolut bahwa semua vaksin bakal tersedia atau apakah akan lulus dalam uji coba kemanjuran dan keamanan,” ujar Nabarro dilansir Fox News, Selasa (5/5).

Pusat Penelitian Penyakit Menular di University of Minnesota baru-baru ini juga mengatakan bahwa Covid-19 kemungkinan akan bertahan selama dua tahun ke depan. Negara-negara harus bersiap dengan wabah berkala.

Laporan itu mengatakan, upaya untuk mengendalikan penyakit akan sangat menantang, karena sebagian dari orang-orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala. Telah banyak laporan yang menunjukkan bahwa tanpa pengobatan dan vaksin yang terbukti, pemerintah di setiap negara harus membatasi interaksi sosial. Virus corona jenis baru dianggap sangat menular dan paling berbahaya bagi orang-orang berusia lanjut dan mereka yang telah memiliki masalah kesehatan sebelumnya.

Pejabat kesehatan di AS percaya bahwa pesanan tempat tinggal memberikan kontribusi pada tingkat infeksi yang lebih rendah dari yang diperkirakan. Anthony Fauci, Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, mengatakan pada awal bulan lalu bahwa dunia mungkin tidak akan pernah kembali dalam situasi normal seperti sebelum pandemi terjadi.

"Ketika kita kembali normal, kita akan kembali ke titik di mana kita dapat berfungsi sebagai masyarakat. Jika Anda ingin kembali ke pra-virus corona, itu mungkin tidak akan pernah terjadi, mengingat bahwa ancamannya ada di sana,” jelas Fauci.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement