Rabu 17 Sep 2025 14:33 WIB

BI: Ekonomi Global Melemah, Peluang Penurunan Fed Funds Rate Menguat

Perry Warjiyo sebut ketidakpastian global dorong tren pelonggaran moneter.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK kuartal II 2025, Senin (28/7/2025).
Foto: Humas LPS
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers KSSK kuartal II 2025, Senin (28/7/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menilai perekonomian dunia masih dalam tren melambat akibat dampak penerapan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) dan tingginya ketidakpastian global. Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI September 2025 secara daring di Jakarta, Rabu (17/9/2025), menjelaskan bahwa berbagai indikator menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi terjadi di sebagian besar negara, disertai disparitas pertumbuhan antarnegara.

Di AS, keyakinan pelaku ekonomi menurun seiring implementasi kebijakan tarif yang berdampak pada melemahnya konsumsi rumah tangga dan naiknya tingkat pengangguran.

Baca Juga

Kinerja ekonomi China juga melambat akibat menurunnya ekspor, terutama ke AS sebagai dampak tarif resiprokal, serta melemahnya permintaan domestik, khususnya investasi.

Ekonomi Eropa dan Jepang juga dalam tren menurun sejalan dengan tertekannya kinerja ekspor. Sementara itu, ekonomi India sedikit meningkat ditopang stimulus fiskal untuk mendorong konsumsi rumah tangga.

“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen,” kata Perry.

Ia menambahkan, prospek ekonomi dunia yang belum kuat dan menurunnya tekanan inflasi mendorong sebagian bank sentral menempuh kebijakan moneter akomodatif, kecuali di Jepang.

Selanjutnya, BI memandang probabilitas penurunan Fed Funds Rate (FFR) semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan naiknya tingkat pengangguran AS dan tren penurunan inflasi di negara tersebut.

“Probabilitas penurunan Fed Funds Rate juga semakin tinggi. Kita akan menunggu keputusan penurunan Fed Funds Rate itu pada esok hari,” kata Perry.

Di pasar keuangan global, imbal hasil atau yield US Treasury menurun sejalan dengan ekspektasi penurunan Fed Funds Rate, yang mendorong pelemahan indeks mata uang dolar AS atau DXY.

Dengan masih tingginya ketidakpastian, Perry mengatakan aliran modal global ke komoditas emas semakin meningkat. Sementara itu, aliran modal ke emerging market sedikit tertahan.

“Ke depan, volatilitas pasar keuangan global masih terus berlanjut. Karena itu, perlu diantisipasi dengan penguatan berbagai respons dan koordinasi kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi dalam negeri,” kata Perry.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement