REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan DKI Jakarta tidak bisa dipisahkan dengan kota sekitar, yakni Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), termasuk soal pandemik Covid-19. Kota Jakarta dengan daerah sekitarnya hampir tidak ada batasnya seperti batas akibat kondisi topografi.
Tito Karnavian mengatakan Jabodetabek saling memberikan hubungan timbal balik termasuk terkait pandemik. "Beda, misalnya, dengan Babel, Kepri atau di Bali, jelas ada batas alamnya, tapi Jakarta dan daerah sekitarnya, tidak ada," kata dia dalam rilisnya di Jakarta, Selasa (5/5).
"Sehingga dinamika yang terjadi kita tahu betul penduduknya itu 10 jutaan, tapi tiap hari dia bisa menjadi belasan juta orang-orang yang hilir mudik, commuter, dari Tangerang, Depok Bekasi dan Bogor," kata Tito.
Karena itu, menurut dia apapun yang terjadi di Jakarta dengan cepat berefek pada daerah sekitarnya. "Nah berkaitan Covid-19, yang pertama kali warga Depok meskipun banyak yang mengatakan sebelum itu mungkin sudah terjadi, tapi terekspos secara official warga Depok, dia ada kegiatan di Jakarta, inilah menjelaskan bagaimana hubungan di Jakarta dan Depok dan daerah lain, saling bertimbal balik," tuturnya.
Kemudian, saat ini lanjut Tito Jakarta adalah daerah dengan jumlah pasien positif tertinggi Covid-19. Hal itu otomatis bertimbal balik juga seperti dampak pada daerah sekitarnya.
"Sebab banyak orang Depok yang bekerja di Jakarta. Sama dengan kota-kota satelit lainnya," ucapnya.
Karena itu, dalam menanggulangi pandemik Covid-19, menurut dia seluruh pihak baik pusat maupun daerah mestilah memiliki keselarasan narasi dan pemikiran. "Pemikiran kita adalah sama yaitu untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah COVID-19. Kita harus memiliki narasi yang sama" ujar Mendagri.