Selasa 05 May 2020 18:21 WIB

India Naikkan Pajak Minuman Keras

Ketika pemerintah melonggarkan lockdown, ratusan orang ke toko minuman keras

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pekerja migran duduk diatas bus yang disediakan pemerintah, ketika yang lain berjalan di sepanjang jalan tol ke desa mereka ketika diberlakukan lockdown saat terjadinya penyebaran wabah virus Corona di New Delhi, India, Sabtu (28/3). Selama satu pekan terakhir, pekerja migran India berusaha meninggalkan kota-kota besar yang telah ditutup karena virus Corona dan kembali ke desa mereka masing-masing sehingga memicu kekhawatiran virus tersebut dapat menyebar ke pedesaan
Foto: Altaf Qadri/AP
Pekerja migran duduk diatas bus yang disediakan pemerintah, ketika yang lain berjalan di sepanjang jalan tol ke desa mereka ketika diberlakukan lockdown saat terjadinya penyebaran wabah virus Corona di New Delhi, India, Sabtu (28/3). Selama satu pekan terakhir, pekerja migran India berusaha meninggalkan kota-kota besar yang telah ditutup karena virus Corona dan kembali ke desa mereka masing-masing sehingga memicu kekhawatiran virus tersebut dapat menyebar ke pedesaan

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pemerintah India menaikkan pajak khusus sebesar 70 persen untuk pembelian minuman keras mulai Selasa (5/5). Kebijakan ini untuk mencegah kerumunan pembeli di toko minuman keras sejak pemerintah melonggarkan lockdown.

Pada Senin lalu ketika pemerintah melonggarkan lockdown, ratusan orang berbondong-bondong ke toko minuman keras. Sejumlah polisi dikerahkan untuk berjaga di toko minuman keras untuk mengantisipasi kericuhan.

"Sangat disayangkan kekacauan itu terlihat di beberapa toko di Delhi. Jika ada pelanggaran jaga jarak sosial maka kita harus menutup daerah itu, dan mencabut relaksasi di sana," ujar Kepala Menteri New Delhi, Arvind Kejriwal.

Pajak alkohol adalah kontributor utama bagi pendapatan dari banyak 36 negara bagian dan wilayah federal India. Sebagian besar wilayah tersebut mengalami penurunan ekonomi akibat pandemi virus korona. Kenaikan pajak minuman keras juga dilakukan di Andhra Pradesh, di mana ratusan orang telah melanggar jarak sosial dengan mengantre di sejumlah toko minuman alkohol.

Pada Selasa, India melaporkan kenaikan kasus infeksi virus korona sebesar 3.900 sehingga totalnya menjadi 46.432. Sementara kematian akibat virus tersebut mencapai 1.568. Para pakar kesehatan mengatakan, kenaikan harian menunjukkan India tetap berisiko meski pemerintah memberlakukan lockdown.

“Kurva belum menunjukkan tren penurunan. Itu memprihatinkan," ujar Direktur Utama Institut Ilmu Kedokteran India, Randeep Guleria.

Rata-rata peningkatan harian India dalam kasus adalah 6,1 selama seminggu terakhir, setelah Rusia, Brasil, Inggris, Amerika Serikat, dan Italia. Kasus terbesar terjadi di negara bagian Maharashtra, Mumbai, Gujarat, dan New Delhi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement