REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Wakil Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) periode 2018-2019, Isdianto dipastikan akan menjabat Gubernur Kepri definitif menggantikan Gubernur Kepri, Nurdin Basirun yang terjaring OTT KPK dalam kasus suap dan gratifikasi terkait izin reklamasi. Karena posisinya tersebut, nama Isdianto sebagai bakal calon gubernur (bacagub) Kepri dinilai semakin berkibar.
Sejumlah lembaga survei nasional menyebut elektabilitas Isdianto tertinggi di antara para pesaingnya. Lembaga Survei Indonesia (LSI) Network, menyebut Isdianto berada di posisi teratas jika dibandingkan dengan figur politik lainnya di Kepri, dengan persentase 21,33 persen. Sedangkan di peringkat kedua ada nama mantan Gubernur Kepri, Ismeth Abdullah dengan angka 19,83 persen. Diikuti mantan wakil gubernur Kepri, Soerya Respationo 11,00 persen.
Pengamat politik dari Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI), Rachmayanti Kusumaningtyas menilai posisi Isdianto sebagai gubernur definitif menjadi tambahan poin positif yang akan memberi kontribusi pada peningkatan elektabilitasnya ke depan. Menurutnya, Isdianto yang pada awalnya dipandang sebelah mata bahkan hanya ditempatkan sebagai bakal calon wakil gubernur kini justru melambung ke atas.
"Ia semakin populer, ia berhasil menunjukan kapasitasnya sebagai pemimpin dan akhirnya kepercayaan publik meningkat. Posisi sebagai gubernur definitif melarangnya maju sebagai calon wakil gubernur, jadi kondisi ini akan membuat partai politik bersikap mantap untuk mengusungnya," kata dia dalam keterangannya, Selasa (5/5).
Rachmayanti menambahkan, peta politik di pilkada Kepri 2020 akan mengulang pertarungan pilkada 2015 lalu. Isdianto menurutnya tampak menyadari betul peta itu, sehingga berupaya menghidupkan kembali jaringan pemenangan kakak kandungnya HM. Sani. Tindakan demikian menurut Rachma cukup tepat dan akan memberi efek gentar kepada lawan yang pernah dikalahkan oleh kekuatan politik itu.
"Menghidupkan jaringan almarhum Muhammad Sani adalah pilihan yang rasional. Jaringan kerja pemenangan yang punya pengalaman memenangkan pertempuran akan punya mental pemenang, apalagi jika kembali berhadapan dengan lawan yang sama seperti pernah dikalahkannya," kata dia.
Selain LSI, hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan hal serupa. Indikator menempatkan Isdianto sebagai kandidat dengan elektabilitas tertinggi di Kepri. Bahkan Indikator menyebutkan jika Isdianto berpasangan dengan Ansar Ahmad, maka akan meraih posisi teratas dengan prosentase 38,0 persen. Duet Isdianto-Ansar Ahmad ini pun mengalahkan pasangan Soerya Respationo jika berpasangan Abdul Hamid Rizal yang hanya meraih prosentase 28,7 persen.
Ketua Tim Pemenangan Isdianto, Ahars Sulaiman mengatakan, pihaknya sangat siap untuk berjuang memenangkan Isdianto pada Pilgub Kepri 2020 mendatang. Pihaknya juga menyebut, sekalipun Pilgub diundur dari waktu yang telah ditetapkan, tidak akan berpengaruh terhadap kesiapan tim.
"Soal kesiapan, kita sudah siap. Tim kita sudah solid, logistik sudah kita siapkan. Ini kan hanya memindahkan tahapannya saja, prinsipnya kita telah siap kapanpun pilkada digelar," ungkap Ahars pada awak media melalui pesan tertulisnya, Selasa, (5/5).
Menurut dosen senior di banyak perguruan tinggi di Batam itu, elektabilitas Isdianto yang semakin meningkat bahkan kini posisinya teratas, versi berbagai lembaga survei nasional itu adalah bukti kalau Isdianto berhasil merebut kepercayaan rakyat dan diyakini mampu memajukan provinsi yang berbatasan dengan Singapura itu. "Jadi tim pemenangan Isdianto terus bekerja di level akar rumput. Kami solid dan sangat siap memenangkan Isdianto," ucap dia.
Ahars pun mengaku timnya optimistis akan mampu mendulang suara pada pelaksanaan Pilkada nanti. Karena itu ia dan timnya akan menggerakan seluruh mesin politik.
"Kelompok milenial, kelompok emak-emak, kelompok nelayan, karyawan, kelompok organisasi kedaerahan dari Jawa, Sunda, Minang, Batak, Indonesia Timur dan seluruh simpatisan akan bergerak untuk memenangkan Isdianto pada waktunya," imbuhnya.
Terkait dukungan partai pengusung, Ahars menjelaskan, komunikasi politik dengan sejumlah partai telah hampir final. Tinggal menunggu waktu pengumumannya saja.
"Sementara yang intens kita berkomunikasi adalah dengan Partai Hanura, PKS, PPP, Nasdem termasuk dengan Partai Golkar. Kita intens komunikasi agar bisa bersama pada Pilkada nanti. Jika partai sudah bergabung, tim kita akan semakin kuat. Dulu kita memenangkan almarhum HM. Sani diangka 56 persen. Kali ini angkanya optimis kita balik jadi 65 persen," kata di.
Isdianto dipastikan segera menjabat Gubernur Kepri definitif. Proses penetapannya masih menunggu salinan putusan Pengadilan Tipikor PN Jakarta Pusat. Biro Hukum Pemprov Kepri segera akan mengajukan ke Kemendagri terkait penetapan tersebut.