REPUBLIKA.CO.ID, -- TRIPOLI -- Tentara Libya meluncurkan 24 operasi udara sebagai bagian dari serangan besar-besaran yang bertujuan untuk merebut pangkalan udara al-Watiya, pada Rabu.
Muhammed Kununu, juru bicara militer untuk pemerintah, mengatakan dua kendaraan peluncur roket grad, berbagai senjata dan kendaraan amunisi hancur dalam operasi udara sejak Selasa pagi.
Pasukan pemerintah Libya melancarkan operasi militer Selasa pagi untuk membebaskan pangkalan udara al-Watiya, yang terletak di barat daya Tripoli dan dikendalikan oleh milisi pimpinan komandan pemberontak Khalifa Haftar.
Al-Watiya dianggap sebagai pangkalan udara utama di negara itu. Pangkalan udara tersebut diduduki oleh Haftar, komandan bersenjata yang berbasis di Libya Timur, sejak Agustus 2014.
Pasukan Haftar melancarkan serangan ke pemerintah Libya sejak April 2019, hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang.
Pemerintah Libya kemudian meluncurkan Operasi Badai Perdamaian pada 26 Maret untuk melawan serangan-serangan di ibu kota.
Sejak penggulingan pemerintahan Muammar Khaddafi pada 2011, dua poros kekuasaan yang saling bersaing muncul di Libya, satu di Libya Timur yang didukung oleh Mesir dan Uni Emirat Arab, dan satu lagi di Tripoli yang mendapat persetujuan PBB dan internasional.