Jumat 08 May 2020 20:26 WIB

Klaster Baru Covid-19 di Pasar Bojonegoro Ditelusuri

Klaster pasar Bojonegoro ini diawal dari adanya seorang pedagang keliling yang sakit

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Petugas kesehatan menunjukkan sampel saat diagnostik cepat COVID-19 atau Rapid Test. Ilustrasi
Foto: ANTARA/BAYU PRATAMA S
Petugas kesehatan menunjukkan sampel saat diagnostik cepat COVID-19 atau Rapid Test. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, dr. Kohar Hari Santoso mengungkapkan adanya klaster baru penyebaran Covid-19 di salah satu pasar di Bojonegoro. Klaster pasar Bojonegoro ini diawali dari adanya seorang pedagang keliling yang sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit. 

Saat dilakukan pemeriksaan melalui rapid test, kata Kohar, pedagang tersebut dinyatakan reaktif. Kemudian petugas melanjutkan dengan melakukan tes swab. Hasilnya pun positif Covid-19. Sayangnya, saat ke luar hasil tes swab, yang bersangkutan telah meninggal dunia.

 

"Ada pedagang rengkek yang sakit dan dirawat. Rapid test-nya reaktif. Sempat dilakukan swab, ke luar belakangan setelah beliaunya meninggal. Lalu ada kasus lagi, dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif," kata Kohar di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (8/5).

 

Terkait dengan temuan itu, tim tracing pun melakukan penelusuran dengan melakukan rapid test terhadap 269 pedagang yang ada di pasar tersebut. Hasilnya, ada 86 orang yang dinyatakan reaktif. Maka dari itu, para pedagang tersebut rencananya akan dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan swab.

 

"Rencananya akan dilakukan rapid test ulang dan segera dilakukan swab. Hasilnya nanti akan di kirim ke Malang, karena RS Saiful Anwar Malang sudah bisa melakukan PCR," ujar Kohar.

 

Terkait temuan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar dilakukan penutupan terhadap pasar tersebut selama 7 hari. Penutupan dilakukan, sembari menunggu hasil swab dari para pedagang yang dinyatakan reaktif rapid test ke luar.

 

"Pasar akan ditutup selama 7 hari, sampai selesai swab. Lalu, memberikan proteksi terhadap siapa saja yang ada di lingkaran pasar. Sebab yang bisa dirapid kan penjualnya, (sedangkan) pembelinya, pelanggan, ini kan harus dilakukan tracing," ujar Khofifah.

 

"Yang reaktif cukup besar, lakukan tracing ulang terhadap siapa saja yang pernah melakukan kontak. Tidak cukup hanya dilakukan penyemprotan disinfektan," kata Khofifah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement