REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Presiden Venezuela, Nicolas Maduro mengatakan, petugas keamanan berhasil menangkap tiga orang tambahan yang diduga sebagai tentara bayaran. Penangkapan itu terjadi atas upaya invasi ke negara tersebut.
"Kami telah menangkap tiga tentara bayaran lagi hari ini. Kami telah dengan cermat mencari semua yang terlibat dan kami akan menangkap mereka semua," kata Maduro, dikutip dari themalaysianinsight.
Hasil penangkapan baru ini meningkatkan jumlah orang yang ditangkap dengan dugaan memasuki wilayah Venezuela menjadi 34 orang. Mereka diduga akan melakukan penangkapan kepala negara.
Sebelum peristiwa penangkapan baru ini, sebelumnya keamanan negara menangkap Luke Alexander Denman dan Airan Berry yang termasuk dari 17 tentara bayaran. Penangkapan terjadi setelah militer berhasil menggagalkan upaya percobaan oleh tentara bayaran pada akhir pekan lalu.
Maduro pun sempat melayangkan tuduhan bahwa dalang di balik upaya penangkapannya adalah Presdien Amerika Serikat Donald Trump. Meski Trump dengan tegas menolak tuduhan terhadapnya atas operasi tersebut. "Donald Trump adalah kepala langsung invasi ini," kata Maduro.
Dikutip dari Aljazirah, kepala perusahaan keamanan yang berbasis di Florida, SilverCorp USA dan seorang veteran militer AS, Jordan Goudreau, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Goudreau mengatakan, dia bekerja dengan dua warga AS dalam operasi yang dirancang untuk menangkap Maduro dan membebaskan Venezuela.