REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyatakan, 186 jiwa dari 57 kepala keluarga di Kota Banda Aceh mengungsi di meunasah atau mushola akibat banjir yang melanda daerah itu. Kepala Pelaksana BPBA Sunawardi, mengatakan bahwa data terkini terkait informasi perkembangan peristiwa banjir di Ibu Kota Provinsi Aceh, menunjukkan terdapat dua desa di dua kecamatan yang masyarakatnya terpaksa harus mengungsi.
"Warga Desa Pelanggahan di kecamatan Kuta Raja sudah mengungsi ke masjid dan warga Desa Neusu di kecamatan Baiturrahman ada 57 kepala keluarga (186 jiwa) yang menempati lokasi pengungsian di Meunasah Neusu," katanya di Banda Aceh, Senin.
Sunawardi menjelaskan, banjir tersebut melanda Banda Aceh sejak Jumat (8/5). Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di tengah bulan Ramadhan itu, bahkan air telah mulai surut di beberapa kecamatan.
Sunawardi mengungkapkan, BPBD Kota Banda Aceh sedang melakukan pemantauan terhadap para pengungsi di kota tersebut dalam upaya memenuhi kebutuhan mereka. Sementara itu, petugas masih mendata dampak material dan korban.
Beberapa daerah yang terendam banjir di Kota Banda Aceh ialah Desa Lampaseh, Merduati dan Pelanggahan di Kecamatan Kuta Raja dengan ketinggian air mencapai satu meter lebih. Di Desa Blang Oi dan Dayah Baru di Kecamatan Meuraxa, ketinggian air setengah meter. Di Desa Neusu Jaya, Peuniti dan Suka Ramai di Kecamatan Baiturrahman ketinggian air satu meter lebih.
Desa Batoh di Kecamatan Lueng Bata, Desa Prada, dan Alue Naga di Kecamatan Syiah Kuala juga terendam. Selanjutnya, Desa Kampung Laksana dan Kampung Kramat di Kecamatan Kuta Alam serta Desa Punge Blang Cut di Kecamatan Jaya Baru ketinggian airnya bervariasi, mulai setengah hingga satu meter lebih.