REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bhayangkara FC belum mau membicarakan kontrak pemain dan mengambil sikap menunggu hingga ada kejelasan dari PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) soal nasib kompetisi Liga 1.
"Kami belum berbicara kepada pemain, pelatih, ofisial, dan staf pelatih terkait masalah kontrak atau sebagainya sampai saat ini," ujar Sumardji saat dikonfirmasi, Senin (11/5).
Saat ini sejumlah klub dalam kondisi galau akibat ditangguhkannya kompetisi sejak Maret imbas dari pandemi COVID-19. Tak ada pertandingan membuat pendapatan klub berkurang termasuk tersendatnya aliran dana dari sponsor.
Di samping itu, pihak klub juga harus tetap membayar gaji pemain walau tidak ada laga meski PSSI memberikan keringanan berupa pembayaran 25 persen gaji saat kompetisi ditangguhkan.
Di tengah ketidakpastian itu, Sumardji mengatakan pihaknya masih menunggu keputusan otoritas terkait perihal keberlangsungan kompetisi. Apabila sudah ada kejelasan maka pihak klub bisa mengambil jalan selanjutnya.
"Sekarang kami mau menunggu keputusan PT LIB dan PSSI seperti apa terkait kompetisi ini. Setelah itu, kami akan putuskan bagaimana kontrak pemain dan sebagainya ke depannya," kata dia.
PSSI dan PT. LIB sejauh ini belum memutuskan apakah kompetisi akan dilanjutkan ataupun tidak. Apabila sesuai rencana awal yang mana pemerintah tak memperpanjang status darurat pada 29 Mei ini, maka kompetisi akan dilanjutkan pada Juli.
Namun jika status darurat pandemi COVID-19 kembali diperpanjang maka kompetisi akan dihentikan secara total. Sebagai gantinya PSSI dan PT. LIB membuka opsi menggelar turnamen pengganti.
Bhayangkara FC bersama 13 klub peserta Liga 1 lainnya juga mendesak agar operator liga segera menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa untuk membahas keberlangsungan liga.
Mereka menghendaki adanya kepastian mengenai kompetisi setelah ditangguhkan akibat pandemi COVID-19 sejak Maret lalu, serta pembahasan mengenai pencairan subsidi tahap dua.