Sebelumnya, Jhulya merupakan seorang pegawai tapi terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Covid-19. "Sedih ya waktu dinyatakan PHK itu karena kondisi seperti ini buat cari kerja lagi susah, tapi Alhamdulillah bisa kerja di sini (Humanity Care Line)," kata Jhulya melalui pesan tertulis yang diterima Republika, Selasa (12/5).

Sejak resmi bergabung dengan tim operator HCL, ibu satu anak itu setiap harinya bisa menerima 100 sampai 150 telepon dari masyarakat yang membutuhkan pasokan pangan berupa beras wakaf dari ACT. Berbagai hal baru ia temukan di pekerjaan barunya ini.

"Senangnya itu bisa melayani masyarakat yang membutuhkan, kalau sedih ya dengar curhat masyarakat, ada yang di PHK, ada yang harus bayar kontrakan rumah jadi sulit buat makan," ujarnya.

Kini hari-hari Jhulya dilewati dengan berkarier di lembaga kemanusiaan ACT. Ia memiliki harapan tersendiri bagi program HCL. Harapannya program ini dapat menjangkau masyarakat lebih luas.

"Adanya program Humanity Care Line, semoga bisa membantu masyarakat yang memang belum dapat bantuan dari Pemerintah," ujarnya.

ACT menyampaikan bahwa HCL sudah memiliki 50 operator. Semuanya bisa mengangkat telepon yang masuk ke nomor 0800-1-165-228 pada jam 07.00 - jam 19.00 WIB. Sedangkan jam 19.00 - 07.00 WIB tersedia 20 operator yang berjaga. HCL aktif selama 24 jam.

Semangat bersama membangun bangsa diwujudkan dengan keterlibatan publik untuk mengentaskan problematika multidimensi yang muncul akibat wabah Covid-19. Selain terbuka untuk siapa saja yang membutuhkan bantuan pangan, publik juga bisa menelepon untuk merekomendasikan warga sekitarnya yang membutuhkan melalui nomor bebas pulsa 0800-1165-228.

Lebih jauh, program ini juga terbuka untuk para dermawan yang ingin berkontribusi membantu sesama. Salurkan kepedulian terbaik anda melalui Indonesiadermawan.id/JakartaCareLine. Ulurkan tangan, salurkan kedermawanan dan jadilah pahlawan bagi mereka yang membutuhkan.