Rabu 13 May 2020 15:49 WIB

Mitos Keuangan yang Harus Dihindari Milenial

Mitos Keuangan yang Harus Dihindari Milenial

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Mitos Keuangan yang Harus Dihindari Milenial
Mitos Keuangan yang Harus Dihindari Milenial

Uang bagai dua sisi mata pisau. Di satu sisi dapat membawa manfaat. Tapi di sisi lain bisa memberi mudarat bagi mereka yang tak mampu menggunakan uang dengan bijak.

Faktanya, dengan uang, kamu bisa membeli apapun. Tak peduli berapapun harganya. Asal ada uang dan jumlahnya cukup, ya dibeli.

Jadi, uang bisa bikin orang bahagia? Mungkin dari kamu ada yang setuju, ada juga yang tidak. Yang pasti intinya adalah jika memiliki uang yang bersumber dari gaji maupun sumber lain, pakai untuk memenuhi kebutuhan pokok.

Gunakan uang dengan baik, atur sedemikian rupa agar hidupmu saat ini dan ke depan terjamin. Masa tua tenang, bisa hidup enak, sejahtera karena finansial tercukupi.

Di balik itu, ternyata masih banyak mitos menarik tentang keuangan yang berseliweran dan dipercaya orang. Apakah kamu termasuk salah satunya? Berikut mitos-mitos tersebut:

Baca Juga: Moms, Jangan Mudah Percaya 3 Mitos Kartu Kredit Ini

 

1. Uang adalah segalanya

Uang

Uang adalah segalanya

Banyak orang terlalu mendewakan uang. Bahkan menilai kalau uang adalah penentu kebahagiaan seseorang. Padahal nyatanya tidak.

Uang yang tidak dikelola dengan baik, justru bisa menjadi boomerang yang dapat menghancurkan hidup seseorang. Contohnya saja gaya hidup konsumtif dan hedon, dapat menjerumuskanmu dalam tumpukan utang.

Uang memang penting, tapi tidak mutlak menjadi ukuran kebahagiaan yang sesungguhnya. Sejatinya, kebahagiaan diciptakan dan berasal dari diri sendiri, bukan dari yang lain.

2. Lebih baik menabung daripada investasi

Tabungan

Lebih baik menabung daripada investasi

Mitos ini belum tentu benar. Faktanya investasi lebih menguntungkan dibanding menabung. Sebab bunga atau imbal hasil yang diperoleh dari investasi lebih tinggi, bahkan bisa berkali-kali lipat daripada tabungan walaupun dalam jangka waktu yang sama.

Tentu saja hal ini sebanding dengan risikonya. Tapi ada kok investasi yang rendah atau minim risiko, seperti emas, reksadana, deposito, surat utang negara, dan lainnya. Kalau mau ‘menggandakan uang,’ cara paling tepat adalah dengan investasi.

Namun demikian, bukan berarti menabung tidak memberi manfaat. Menabung adalah salah satu komponen pos anggaran yang wajib ada dalam sebuah perencanaan atau mengatur keuangan. Menyisihkan 10% dari gaji bulanan untuk tabungan karena uangnya dapat ditarik sewaktu-waktu saat membutuhkan uang tunai.

3. Tidak baik kalau punya utang

utang

Tidak baik kalau punya utang

Hidup memang bisa tenang kalau tidak punya utang. Tak ada tagihan atau cicilan setiap bulan yang harus dibayar. Gaji aman dari kewajiban membayar utang.

Tapi tahukah kamu? Utang bukanlah momok. Berutang sah-sah saja, asal untuk kegiatan produktif, seperti mengajukan Kredit Tanpa Agunan (KTA) maupun Kredit Multiguna (KMG) untuk merintis usaha, biaya pendidikan anak, dan merenovasi rumah. Meminjam Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk membeli hunian.

Toh pinjam untuk sesuatu yang konsumtif pun sebetulnya tidak masalah. Selagi utang sesuai dengan kemampuan finansialmu. Disiplin membayar tagihannya setiap bulan hingga lunas. Maka utang akan sangat bermanfaat.

Utang yang mudarat itu kalau kamu meminjam uang dari bank maupun fintech lending untuk konsumtif di luar batas kemampuanmu. Selain itu, tidak disiplin membayar cicilannya, sering terlambat, sehingga kena denda keterlambatan, dan utang semakin membengkak. Itulah utang yang berbahaya. 

Baca Juga: 7 Fakta Tentang Uang dan Kebahagiaan

4. Naik kendaraan pribadi biar lebih hemat

Mobil

Naik kendaraan pribadi lebih hemat dibanding transportasi umum

Mitosnya sih naik kendaraan pribadi bisa jauh lebih hemat dibanding transportasi umum. Tidak perlu antre beli tiket, berdesak-desakan, dan paling penting biar lebih murah.

Faktanya, naik kendaraan pribadi untuk jarak jauh justru merugikan. Apalagi kalau macet, berapa banyak bensin dan tenaga yang terbuang. Sementara kalau naik kendaraan umum, kamu sudah bisa bayar dengan harga bersih.

Artinya mau macet atau tidak, tarifnya tetap segitu. Tidak capek pula. Tinggal duduk, bahkan bisa tidur di kendaraan umum, karena sudah ada pak supir yang menyetir.  

5. Jangan pernah berurusan dengan kartu kredit

Kartu Kredit

Jangan pernah berurusan dengan kartu kredit

Tak sedikit orang, mungkin termasuk kamu menganggap kartu kredit adalah musuh bersama. Malah membawa pada jeratan utang.

Namun faktanya, kartu kredit dapat menjadi penolong saat keadaan darurat. Tak ada cukup uang untuk belanja bulanan, berobat, bahkan biaya melahirkan. Kamu juga bisa lebih hemat pengeluaran dengan memanfaatkan promo kartu kredit.

Hanya saja perlu diingat, gunakan kartu kredit secara bijak. Disiplin membayar tagihan tepat waktu atau sebelum jatuh tempo, agar terhindar dari denda keterlambatan. Jika tidak, kartu kredit justru akan menjadi petaka bagi keuangan dan hidupmu.

Hanya Mitos, Tak Perlu Berlebihan

Bagaimana? Kini sudah tahu kan kalau itu semua hanyalah mitos belaka seputar uang yang kebenarannya tidak bisa dibuktikan. Jadi tidak perlu berlebihan. Lakukan saja apa yang menurutmu benar dengan uang tersebut. Yang terpenting adalah kamu dapat mengelola uang secara tepat agar dapat memperoleh manfaatnya.

Baca Juga: Zaman Now Investasi Jangan yang Biasa Saja, Mahasiswa Coba Deh Investasi Ini

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement