Rabu 13 May 2020 22:54 WIB

Bima: Bogor Tunggu Jakarta Berlakukan Suket Penumpang KRL

Bogor menunggu juklak dan juknis Pemprov DKI Jakarta.

Rep: Nugroho Habibi/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas Dishub memeriksa surat tugas kerja calon penumpang KRL di Stasiun Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). Pemerintah Kota Depok memperketat aturan pergerakan masyarakat dengan penerapan pemeriksaan surat tugas kerja bagi pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/ASPRILLA DWI ADHA
Petugas Dishub memeriksa surat tugas kerja calon penumpang KRL di Stasiun Depok Baru, Depok, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020). Pemerintah Kota Depok memperketat aturan pergerakan masyarakat dengan penerapan pemeriksaan surat tugas kerja bagi pengguna Kereta Rel Listrik (KRL) sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID,  BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan siap untuk memberlakukan aturan yang mewajibkan penumpang kereta rel listrik (KRL) memiliki surat keterangan (suket). Pemberlakuan aturan itu, hanya menunggu petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) dari Pemprov DKI Jakarta.

Bima menjelaskan, suket yang dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor merupakan turunan dari peraturan gubernur (pergub) DKI Jakarta. Demikian, aturan itu dapat selaras dan sinkron antara pemerintah daerah dengan provinsi.

Baca Juga

"Ya, artinya  diunduh di mana, siapa yang mengeluarkan itu? Tapi kalau Bogor siap, begitu itu diberlakukan, ya kita buat Perwali (Peraturan Wali Kota) khusus untuk ini, tentang pengaturan identitas penumpang masuk dan keluar dari Bogor," ucap Bima di Kota Bogor, Rabu (13/5).

Bima menjelaskan, pergub dan perwali untuk mengatur suket bagi penumpang KRL tak banyak perbedaan. Dia mengatakan, kesemuanya didasarkan atas sanksi-sanksi yang serupa di lapangan.

Mengenai teknis pelaksanaan, Bima menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dia menyatakan, pemda siap memperkuat pengawasan dengan menambah jumlah personel di stasiun dan membuat bilik pemeriksaan. "Kita akan ada bilik khusus dan pemeriksaan juga, secara acak (random) baik di dalam maupun di luar. Itu sudah dikoordinasikan dengan PT KAI," ucapnya.

Bima menambahkan, begitu DKI Jakarta mengeluarkan juklak dan juknis-nya, pemkot dapat secepatnya memberlakukan aturan tersebut. "Minggu ini kita berlakukan itu. Kita percepat," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement