Kamis 14 May 2020 16:05 WIB

Penjualan di Blibli.com Naik 50 Persen Selama Covid-19

Blibli.com menilai kini saatnya pelaku usaha beralih ke penjualan via loka pasar.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Blibli.com menyatakan penjualan di loka pasar (marketplace) meningkat sekitar 50 persen selama pandemi Covid-19. Bahkan, khusus penjualan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), naik dua kali hingga enam kali lipat.
Foto: Blibli Hasanah
Blibli.com menyatakan penjualan di loka pasar (marketplace) meningkat sekitar 50 persen selama pandemi Covid-19. Bahkan, khusus penjualan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), naik dua kali hingga enam kali lipat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Blibli.com menyatakan penjualan di loka pasar (marketplace) meningkat sekitar 50 persen selama pandemi Covid-19. Bahkan, khusus penjualan produk usaha mikro kecil menengah (UMKM), jumlahnya naik dua hingga enam kali lipat.

"Kenaikan ini tergantung kategori, terutama makanan, minuman, alat kesehatan buatan lokal seperti masker kain, dan lainnya, termasuk itu malah naik. Dekorasi dalam rumah juga naik," ujar CEO Blibli.com Kusumo Martanto dalam diskusi virtual pada Kamis (14/5).

Baca Juga

Covid-19, menurut dia, tidak selalu berdampak buruk. Pasalnya, bagi UMKM yang sudah siap siaga dan bergabung dengan pasar online, situasi seperti ini justru membawa berkah.

"Yang belum ikut (gabung marketplace) sekarang bisa ikut. Para UMKM yang belum main ke online, ayo sekarang," kata Kusumo.

Walau nanti, dia melanjutkan, wabah Covid-19 di Tanah Air berkurang, kebiasaan orang sudah berubah. Karena itulah, menurut dia, pelaku usaha harus terus berinovasi sekaligus menjaga kualitas.

"Kita kasih pelatihan ke teman-teman UMKM, lalu pasarkan ke teman-teman Indonesia. Ini jarang sekali saya rasakan. Sekarang swasta besar dan swasta kecil kerja sama. Gunakan waktu seperti ini sebaik-baiknya untuk Indonesia," tuturnya.

Kusumo yakin pasar dalam negeri sangat berpotensi karena jumlah penduduknya mencapai 200 juta lebih. "Dengan jumlah itu, masa masih harus bergantung (pada luar negeri). Kita jangan hanya jadi pasar, tapi juga bisa jadi produsen serta aktif berkontribusi," ucap dia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement