REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai mendistribusikan bantuan bahan kebutuhan pokok ke dapur umum di Malang Raya, yang akan melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB Malang Raya meliputi tiga daerah yakni Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.
Dapur umum ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan permakanan masyarakat di Malang Raya, selama berlangsungnya PSBB. "Di tiga daerah yang menjadi area PSBB ini disiapkan dapur umum untuk menyiapkan kebutuhan permakanan masyarakat di sana," kata Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, saat memberangkatkan bantuan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (15/5).
Ia kemudian merinci jumlah bantuan yang dikirimkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Malang Raya, saat berlangsungnya PSBB. Bantuan untuk dapur umum di Kabupaten Malang berupa lima ton beras, satu ton telur, dan 500 dus mi instan. Kemudian bantuan untuk dapur umum Kota Malang berupa tiga ton beras, 200 kilogram telur, dan 200 dus mi instan.
Terakhir bantuan untuk dapur umum Kota Batu berupa tiga ton beras, 200 kilogram telur, dan 200 dus mi instan. Khofifah menegaskan, bantuan kebutuhan pokok yang hari ini didistribusikan, hanya untuk dapur umum yang didirikan kabupaten/kota yang melaksanakan PSBB.
Sebab selain dapur umun yang didirikan kabupaten/kota, Pemprov Jatim juga mendirikannya. Pendirian dapur umum Pemprov Jatim di Malang Raya, bekerja sama dengan Kodam V Brawijaya, Polda Jatim, dan Divisi 2 Kostrad Singosari. "Untuk kebutuhan di dapur umum kabupaten/kota nantinya dilanjutkan oleh daerah masing-masing . Sementara untuk kebutuhan dapur umum provinsi itu akan terus kita supply," ujar Khofifah.
PSBB Malang Raya jika sesuai rencana, akan diterapkan mulai Ahad (17/5). Gubernur berharap, penerapan PSBB ini bisa efektif memutus penyebaran Covid-19, khususnya di wilayah Malang Raya. Ditegaskan, PSBB yang diterapkan di Malang Raya, tidak jauh berbeda dengan yang sebelumnya diterapkan di Surabaya Raya.
Di mana, penerapan PSBB ini akan dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah sosialisasi. Sosialisasi ini akan berlangsung kurang lebih tiga hari. Tahap selanjutnya adalah tahap imbauan dan teguran. Sedangkan tahap terakhir adalah tahap teguran dan tindakan.
"Kami berharap agar penerapan PSBB di Malang Raya bisa lebih efektif dalam memutus mata rantai penularan Covid-19, mengingat kita sudah memiliki pengalaman PSBB di Surabaya Raya," kata Khofifah.
Lebih lanjut, ia juga memastikan kesiapan layanan kuratif di Malang Raya selama diterapkannya PSBB. Bukan hanya terkait ketersediaan bed layanan rumah sakit yang menurutnya sangat memadai, tetapi juga kesiapan layanan laboratorium untuk tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
Saat ini, tercatat ada tiga laboratorium untuk tes PCR di Malang Raya. Yaitu di RS Saiful Anwar, RS Universitas Brawijaya Malang, dan juga RS Umum Lavalette Malang.
Masih dalam rangka mendukung kesuksesan PSBB Malang Raya, Khofifah juga menegaskan akan memaksimalkan program Kampung Tangguh, yang selama ini sudah berjalan. Program Kampung Tangguh ini memanfaatkan partisipasi masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19.
Selain itu, terdapat pula lumbung pangan untuk menampung kebutuhan logistik masyarakat sekitar. "Lumbung pangan mengajak masyarakat bisa berpartisipasi. Apalagi di 10 hari terakhir Bulan Ramadhan biasanya banyak yang sedekah, banyak juga yang zakat, jadi bisa langsung didistribusikan ke masyarakat yang terdampak,” katanya.
Di Kampung Tangguh juga terdapat relawan yang dibekali pemahaman terkait penanganan pasien Covid-19. Para relawan tersebut juga menguasai cara memandikan, mengkafani, dan menguburkan jenazah yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Pemahaman tersebut dirasanya penting, agar tidak ditemui lagi penolakan-penolakan terhadap jenazah pasien Covid-19. "Sehingga ini menghindari kemungkinan menolak pemakaman jenazah Covid-19 seperti yang terjadi di beberapa tempat," kata Khofifah.
Sebelumnya, Bupati Malang Sanusi, menegaskan pihaknya sudah sangat siap untuk menerapkan PSBB tersebut. Sanusi pun berpendapat, penerapan PSBB Malang Raya adalah langkah tepat untuk memutus penyebaran Covid-19 di tiga daerah tersebut.
Karena ketiga daerah tersebut tidak bisa dipisahkan, artinya penerapan PSBB harus dilakukan bersama-sama. "Semua akan kita laksanakan sesuai peraturan dalam PSBB nanti. Karena Malang Raya adalah kesatuan," kata Sanusi.
Wali Kota Malang, Sutiaji, juga menegaskan kesiapannya menerapkan PSBB di Malang Raya. Sutiaji bahkan menyatakan, dari jauh-jauh hari pihaknya telah mengajukan agar diterapkan PSBB. Hanya saja sempat minta dievaluasi. Menurutnya penerapan PSBB di Malang Raya adalah sesuatu yang mendesak.
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko berpendapat, penerapan PSBB Malang Raya adalah sesuatu yang mendesak. Karena PSBB dirasanya langkah tepat untuk menghindari warganya dari penularan Covid-19. Mengingat Kota Batu hanya terdiri dari tiga kecamatan, maka PSBB diakuinya akan diterapkan di seluruh kecamatan.
"Kita pasti akan memilih pertama untuk keselamatan warga. Salah satu jalan yang paling baik adalah PSBB. Oleh sebab itu bukan terpaksa, tapi harus dilaksanakan. Kuncinya menyelamatkan warga," kata dia.