REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) Gabriele Gravina mengakui, masih ada kemungkinan digelarnya play-off guna menentukan hasil Serie A musim ini, terutama untuk penentuan juara dan tim yang terdegradasi. Opsi ini muncul lantaran padatnya jadwal yang bakal dilakoni klub-klub kontestan pada sisa kompetisi musim ini.
"Ide itu belum sepenuhnya dicoret. Kami harus siap denan berbagai kemungkinan," kata Gravina, dikutip dari Football Italia, Sabtu (16/5).
Saat ditangguhkan sementara akibat Covid-19 pada pertengahan Maret silam, Serie A baru menuntaskan giornata ke-26. Kendati begitu, ada delapan tim yang baru melakoni 25 laga. Alhasil, delapan tim tersebut masih memiliki 13 laga sisa, sementara 12 tim lainnya akan melakoni 12 laga guna menuntaskan Serie A musim ini.
Sebelumnya, sejumlah pihak sepakat untuk kembali menggelar Serie A musim ini pada 13 Juni mendatang dan diharapkan selesai pada akhir Juli. Jadwal akan begitu padat, dengan kemungkinan sati tim berlaga dua kali tiap satu pekan. Belum lagi dengan tim-tim yang masih harus tampil di pentas Coppa Italia.
Untuk itu, FIGC menegaskan, belum sepenuhnya mencoret opsi menggelar play-off ataupun play-out untuk menentukan hasil Serie A musim ini. Nantinya, serangkaian laga play-off akan digunakan untuk menentukan juara ataupun tim terdegradasi dari pentas Serie A musim ini.
"Sekarang, kemungkinan terbesarnya adalah Serie A musim ini kembali digelar pada 13 Juni dengan risiko jadwal yang begitu padat. Itulah kenapa kami tetap melihat pengaturan yang berbeda, seperti play-off," kata Gravina.
Di papan klasemen sementara Serie A musim ini, Juventus masih kokoh di puncak klasemen dengan keunggulan satu poin atas Lazio, yang berada di urutan kedua. Sementara Inter Milan berada di peringkat ketiga, terpaut delapan poin dari Lazio. Namun, Inter masih mengantongi satu laga lebih sedikit dibanding Juventus dan Lazio.
Sebenarnya, perebutan scudetto pernah ditentukan lewat laga play-off pada 1964 silam. Pada saat itu, Bologna harus berhadapan dengan Inter lantaran kedua tim memiliki poin yang sama di ujung kompetisi Serie A. Laga play-off digelar lantaran pada saat itu Serie A lebih mengutamakan play-off ketimbang jumlah selisih gol ataupun head to head dalam penentuan juara.