Kamis 21 May 2020 21:04 WIB

Huawei Dorong Penerapan 5G untuk Akomodasi New Normal

Huawei luncurkan ASEAN Academy untuk tingkatkan SDM dan ekosistem digital.

Huawei luncurkan ASEAN Academy sebagai komitmen tingkatkan sumber daya manusia dan ekosistem digital.
Foto: Huawei Indonesia
Huawei luncurkan ASEAN Academy sebagai komitmen tingkatkan sumber daya manusia dan ekosistem digital.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Huawei berupaya mempercepat pemulihan ekonomi global akibat terjadinya pandemi global virus corona melalui pendayagunaan teknologi-teknologi terdepan, seperti 5G, cloud dan Artificial Intelligence. Komitmen yang diungkapkan sejumlah eksekutif penyedia teknologi informasi dan komunikasi terkemuka dunia ini disampaikan bersamaan dengan digelarnya Global Analyst Summit di Shenzhen pada 18 hingga 20 Mei 2020

Acara itu dihadiri lebih dari 2.000 analis, key opinion leaders, dan media dari beragam latar belakang dan bidang, seperti telekomunikasi, internet, dan ekonomi. Huawei mendukung dioptimalkannya pemanfaatan teknologi dalam turut memerangi Covid-19.

Terkait hal itu pula, aplikasi 5G memiliki peran yang signifikan dalam memgakomodasi terlaksananya kondisi new normal. Terjadinya perubahan secara besar-besaran dalam setiap aktivitas kehidupan manusia di tengah pandemi.

Melihat indikasi tersebut serta perubahan perilaku selama era new normal, ICT Strategy and Business Director Huawei Indonesia, Mohammad Rosidi, mengatakan masyarakat butuh selalu terkoneksi secara daring selama pandemi Covid-19. Oleh karena itu penting untuk mendukung terimplementasinya 5G. "Ketersediaan spektrum menjadi kunci, kami yakin pemerintah berupaya sedemikian rupa untuk memanajemen alokasi spektrum 5G ini," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/5).

Sama halnya dengan yang terjadi di Asia Pasifik. Seluruhnya memandang tentang pentingnya dilakukan percepatan dalam pengembangan 5G di kawasan ini.

Di Thailand contohnya, telah dibentuk Komite 5G Nasional yang terdiri dari 26 anggota dan diketuai sendiri oleh Perdana Menteri Thailand, Prayut Chan-o-cha. Perannya sangat signifikan dalam melakukan koordinasi pengembangan 5G dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital di negara tersebut.

Komite tersebut juga bertugas untuk memitigasi semua hambatan yang muncul saat pengambilalihan spektrum-spektrum yang kosong, dari lembaga negara untuk National Broadcasting and Telecommunications Commission (NBTC), dengan kompensasi tertentu sebagai gantinya. Langkah ini diharapkan akan mampu meningkatkan kerja sama antara lembaga-lembaga terkait dalam mendukung pengembangan 5G.

Di lain pihak, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang industri, seperti GSMA menggarisbawahi bahwa peran teknologi 5G begitu krusial dalam memerangi pandemi ini, sekaligus sebagai tulang punggung bagi percepatan upaya pemulihan ekonomi bangsa. Sudah menjadi pengetahuan umum di industri bahwa TIK dan ekonomi merupakan dua elemen penting yang akan menjadi pilar dalam mendukung proses kerja manusia usai pandemi nanti.

photo
Jaringan 5G - (Huawei Indonesia)

Mendukung peningkatan kualitas SDM digital

Tidak saja menyebutkan mengenai pengembangan 5G secara umum, Huawei juga mendukung dikembangkannya kualitas SDM digital di kawasan regional. Sejak 2013, Huawei Indonesia telah aktif berperan serta dalam memupuk kualitas SDM digital manusia Indonesia.

Berbagai pelatihan bagi lebih dari 15 ribu profesional di bidang TIK diberikan. Juga melakukan alih pengetahuan bagi lebih dari 5.000 siswa yang menggeluti bidang TIK melalui sejumlah program pelatihan, seperti Huawei Certified Student Training, Seeds for the Future, SmartGen dan Huawei ICT Academy Global Network.

Di kawasan ASEAN, Huawei juga telah membentuk Huawei ASEAN Academy, yang berupa modul pelatihan khusus untuk mendukung peningkatan kualitas SDM digital. Inisiatif ini dimulai di Thailand, kemudian di Kamboja.

Menyusul pada 20 Mei lalu, Huawei telah membentuk Huawei ASEAN Academy di Malaysia. Institusi ini akan menyasar 50 ribu lebih SDM dari berbagai sektor bisnis dan teknologi di negara tersebut dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Akademi ini sendiri nantinya akan menghadirkan lebih dari 3.000 kursus TIK dengan melibatkan 100 pelatih ahli.

Program akademi pelatihan dan kursus TIK itu sendiri juga menyasar ke lembaga-lembaga pemerintahan, profesional di industri hingga mahasiswa. Akademi menyediakan pendekatan secara holistik dengan makin tumbuhnya ekosistem TIK secara positif di negara masing-masing.

Program ini diharapkan akan mampu mendorong dikembangkannya metode pendidikan yang makin kokoh dan majemuk, berupa pelatihan daring berbasis skenario yang disiarkan secara langsung, hingga tur studi ke luar negeri. Program akademi ini juga menyediakan solusi-solusi multi dimensi untuk beragam SDM dan tingkatan kebutuhan guna menjamin bahwa solusi ini mampu secara efektif mengatasi kesenjangan kebutuhan SDM yang tengah terjadi di kancah industri saat ini.

Sebagai penyedia solusi TIK terkemuka global, Huawei menjadi advokasi untuk dikembangkannya SDM TIK yang terbuka untuk semua untuk kemaslahatan semua pihak. Huawei ASEAN Academy menjadi penanda bagi perjalanan Huawei dalam turut membangun SDM TIK demi mendukung terwujudnya transformasi digital.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement