Senin 25 May 2020 06:45 WIB

Ferrari tak Buru-Buru Masuki Pasar Mobil Listrik

Ferrari menilai mobil listrik belum mengakomodasi keunggulan supercar.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Ferrari dengan satu kursi, Monza SP1 saat dipamerkan di Maranello, Italia, Selasa (18/9)..
Foto: AP Photo/Collen Barry
Ferrari dengan satu kursi, Monza SP1 saat dipamerkan di Maranello, Italia, Selasa (18/9)..

REPUBLIKA.CO.ID,  MARANELLO--Teknologi mobil listrik saat ini memang masih dalam masa untuk menjawab segala keraguan. Mulai dari soal daya tahan, akselerasi, kecepatan dan kepraktisan serta performa secara keleruhunan. Untuk menjawab keraguan itu, sejumlah pabrikan supercar pun mencoba menghadirkan mobil high performance dalam format electric vehicle (EV).

Tapi, hingga saat ini, Ferarri secara tegas belum tertarik untuk mulai memasarkan EV. Rupanya, jenama Italia itu tak ingin terburu-buru. Dilansir dari Car Advice pada Jumat (22/5), hingga saat ini Ferrari menilai teknologi EV belum mampu mengakomodasi sejumlah keunggulan supercar.

Baca Juga

Salah satu elemen yang membuat Ferarri masih melakukan kajian untuk EV adalah pada elemen baterai. Elemen ini memang cukup signifikan dalam EV. Selain berkontribusi terbesar dalam susunan harga, komponen ini juga memiliki andil dalam hal bobot kendaraan, kepraktisan, daya jelajah, perawatan dan performa motor listrik.

Chief Marketing and Commercial Officer Ferrari, Enrico Galliera mengatakan, saat ini Ferrari masih terus mempertimbangkan formula yang tepat untuk nantinya terjun ke pasar EV. "Kami memperkirakan, teknologi baterai baru dapat mengakomodasi supercar pada lima tahun kedepan," kata Enrico.