Ahad 24 May 2020 21:20 WIB

Siapa Saja yang Akan Ditolong Allah?

Alquran dan Hadis menjelaskan siapa saja yang akan menerima pertolongan Allah.

Mengharapkan pertolongan Allah (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Mengharapkan pertolongan Allah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu sifat Allah SWT ialah Mahapenolong (an-Nashiir). Sebagai orang beriman, sudah sepantasnya kita mengharapkan pertolongan dari-Nya. Hal itu juga menandakan tunduk dan pasrahnya kita kepada Rabb semesta alam.

Dalam Alquran surah al-Haj ayat 40-41, dikemukakan beberapa persyaratan bagi insan agar dapat memperoleh pertolongan-Nya.

Baca Juga

Bahwa Allah Azza wa Jalla pasti akan memberikan pertolongan kepada setiap orang yang berhak mendapatkannya. Yaitu, orang-orang yang di manapun mereka berada dan dalam posisi apa pun selalu melaksanakan tiga aktivitas ini.

Pertama, menegakkan shalat dengan sebaik-baiknya. Kedua, orang itu mau mengeluarkan sebagian dari penghasilannya, dalam bentuk zakat, infaq, ataupun sedekah. Ketiga, orang tersebut senantiasa aktif dalam menyeru, mempelopori, dan memberi contoh teladan dalam kebajikan. Ia pun aktif mencegah dari perbuatan munkar.

Dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Muslim, dikemukakan pula bahwa Allah SWT akan selalu memberikan pertolongan kepada setiap hamba-Nya yang aktif memberikan pertolongan kepada sesama.

Ta'awun (saling tolong menolong) antara sesama manusia pada hakikatnya adalah upaya untuk meraih pertolongan-Nya.

Ta'awun juga menjadi ciri penting dari orang-orang yang beriman. Mereka inilah yang ingin mendapatkan kasih sayang Allah. Ingin merasakan kelezatan samawiyyah dan nikmat Ilahiyyah.

Dalam sebuah hadits sahih Rasulullah saw menyatakan, "Sayangilah oleh kamu makhluk yang di bumi, maka kelak akan menyayangimu segala apa yang ada di langit.''

Beliau juga pernah bersabda: ''Tebarkan salam (ucapan salam ataupun perbuatan yang menyelamatkan orang lain), hubungan tali persaudaraan, dan salatlah pada waktu malam, kelak kalian akan masuk ke dalam surga yang penuh dengan kedamaian.''

sumber : Hikmah Republika oleh Prof KH Didin Hafidhuddin
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
سَيَقُوْلُ الْمُخَلَّفُوْنَ اِذَا انْطَلَقْتُمْ اِلٰى مَغَانِمَ لِتَأْخُذُوْهَا ذَرُوْنَا نَتَّبِعْكُمْ ۚ يُرِيْدُوْنَ اَنْ يُّبَدِّلُوْا كَلٰمَ اللّٰهِ ۗ قُلْ لَّنْ تَتَّبِعُوْنَا كَذٰلِكُمْ قَالَ اللّٰهُ مِنْ قَبْلُ ۖفَسَيَقُوْلُوْنَ بَلْ تَحْسُدُوْنَنَا ۗ بَلْ كَانُوْا لَا يَفْقَهُوْنَ اِلَّا قَلِيْلًا
Apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan, orang-orang Badui yang tertinggal itu akan berkata, “Biarkanlah kami mengikuti kamu.” Mereka hendak mengubah janji Allah. Katakanlah, “Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami. Demikianlah yang telah ditetapkan Allah sejak semula.” Maka mereka akan berkata, “Sebenarnya kamu dengki kepada kami.” Padahal mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali.

(QS. Al-Fath ayat 15)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement